21 ribu pengunjung tercatat hadiri Festival Sulsel Menari
16 Juni 2024 13:10 WIB
Para penari tampil memukau pada acara penutupan Festival Sulsel Menari di CPI Makassar, Sabtu (15/6/2024) malam. ANTARA/HO-Humas Pemprov Sulsel
Makassar (ANTARA) - Sebanyak 21 ribu pengunjung tercatat menghadiri dan menyaksikan langsung berbagai pertunjukan budaya pada Festival Sulsel Menari di Kawasan Lego-Lego CPI Makassar, yang digelar dari tanggal
8 sampai 15 Juni 2024.
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan Arif Fakhrulloh, dalam keterangannya di Makassar, Minggu, mengatakan kegiatan yang dilaksanakan Disbudpar Sulsel ini mampu mendatangkan transaksi UMKM mencapai Rp312 juta serta total viewer sosial media 1 juta selama sepekan penyelenggaraan.
Gubernur mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan penonton yang telah meramaikan acara tersebut. Ia juga berharap agar acara perdana ini kembali dilaksanakan tahun depan.
Selain mampu menarik banyak pengunjung, Festival Sulsel Menari juga mendapatkan dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Sebanyak 24.913 pelajar dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan bersama-sama menarikan Tari Padduppa dan mengenakan Baju Bodo, menunjukkan kekayaan budaya daerah.
"Kegiatan ini sangat positif bisa menggerakkan ekonomi selama delapan hari," ujarnya.
Baca juga: Festival "Sulsel Menari" berhasil kantongi dua Rekor Muri
Baca juga: Asita sebut Festival Sulsel Menari potensial masuk paket wisata
Ia juga berharap dengan budaya dan seni bisa menjaga persaudaraan sebagai sesama manusia. Gubernur juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh penampil di Sulsel Menari. Demikian juga masyarakat yang datang menonton meramaikan Lego-lego, Center Point of Indonesia.
"Untuk Bapak Ibu masyarakat, Bupati dan Wali Kota, kepala dinas pendukung acara ini, terutama tim dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan, delapan hari ini kita menunjukkan Sulawesi Selatan sangat kompak," imbuhnya.
Reva, salah seorang warga Makassar yang turut hadir menyambut baik acara ini dan berharap agar festival positif seperti ini dapat terus berlanjut di masa mendatang. "Acaranya seru banget, banyak penampilan tari, fashion juga," tuturnya.
Sementara pada acara penutupan, Sabtu malam, juga diisi dengan berbagai penampilan tarian khas Sulawesi Selatan serta tarian dari Yogyakarta dan Sumatera Barat, menambah semarak perayaan budaya yang telah memperkuat persaudaraan dan kompaknya masyarakat Sulawesi Selatan. Serta bintang tamu Adi X-Naff.
Baca juga: Festival Sulsel Menari libatkan 24 ribu penari
Baca juga: Pentas Budaya Raya di Makassar beri pesan hidup berkelanjutan
Adapula penampilan fashion show wastra Sulsel yang diperagakan oleh Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan beserta isteri Ninuk Triyanti Zudan, Bupati dan Wali Kota, kepala OPD serta lembaga dan instansi vertikal berserta pasangan. Ini mendapatkan sambutan yang luar biasa.
Prof Zudan bersama istri menggunakan wastra dengan motif cobo-cobo dan cora labba. Motif cobo-cobo adalah salah satu motif khas dari kain tenun Sengkang, Sulawesi Selatan.
Motif ini dirangkai menggunakan benang sutera dengan warna yang mencolok dan sering ditemukan dalam bentuk garis-garis vertikal pada kain tenun tersebut.
Motif cora labba adalah tenun sutera dengan motif besar yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Motif ini memiliki makna keseimbangan hidup dan pada masa lalu, hanya dipakai oleh para bangsawan.
Motif ini istimewa karena warisan budaya tak benda dari Sulsel yang diwariskan secara turun temurun. Busana ini juga merupakan karya seni yang menggambarkan keelokan dan keagungan tradisi luhur.
Baca juga: Beachwalk Kuta Fest 2024 rayakan warisan budaya berselancar di Kuta
Baca juga: Pemprov Kalteng: Perputaran ekonomi capai Rp20 miliar selama FBIM 2024
Baca juga: Pesta Budaya Sekura Cakak Buah Lampung tarik wisatawan
8 sampai 15 Juni 2024.
Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan Arif Fakhrulloh, dalam keterangannya di Makassar, Minggu, mengatakan kegiatan yang dilaksanakan Disbudpar Sulsel ini mampu mendatangkan transaksi UMKM mencapai Rp312 juta serta total viewer sosial media 1 juta selama sepekan penyelenggaraan.
Gubernur mengucapkan terima kasih kepada semua peserta dan penonton yang telah meramaikan acara tersebut. Ia juga berharap agar acara perdana ini kembali dilaksanakan tahun depan.
Selain mampu menarik banyak pengunjung, Festival Sulsel Menari juga mendapatkan dua rekor Museum Rekor Indonesia (MURI). Sebanyak 24.913 pelajar dari 24 kabupaten dan kota di Sulawesi Selatan bersama-sama menarikan Tari Padduppa dan mengenakan Baju Bodo, menunjukkan kekayaan budaya daerah.
"Kegiatan ini sangat positif bisa menggerakkan ekonomi selama delapan hari," ujarnya.
Baca juga: Festival "Sulsel Menari" berhasil kantongi dua Rekor Muri
Baca juga: Asita sebut Festival Sulsel Menari potensial masuk paket wisata
Ia juga berharap dengan budaya dan seni bisa menjaga persaudaraan sebagai sesama manusia. Gubernur juga menyampaikan terima kasih kepada seluruh penampil di Sulsel Menari. Demikian juga masyarakat yang datang menonton meramaikan Lego-lego, Center Point of Indonesia.
"Untuk Bapak Ibu masyarakat, Bupati dan Wali Kota, kepala dinas pendukung acara ini, terutama tim dari Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan, delapan hari ini kita menunjukkan Sulawesi Selatan sangat kompak," imbuhnya.
Reva, salah seorang warga Makassar yang turut hadir menyambut baik acara ini dan berharap agar festival positif seperti ini dapat terus berlanjut di masa mendatang. "Acaranya seru banget, banyak penampilan tari, fashion juga," tuturnya.
Sementara pada acara penutupan, Sabtu malam, juga diisi dengan berbagai penampilan tarian khas Sulawesi Selatan serta tarian dari Yogyakarta dan Sumatera Barat, menambah semarak perayaan budaya yang telah memperkuat persaudaraan dan kompaknya masyarakat Sulawesi Selatan. Serta bintang tamu Adi X-Naff.
Baca juga: Festival Sulsel Menari libatkan 24 ribu penari
Baca juga: Pentas Budaya Raya di Makassar beri pesan hidup berkelanjutan
Adapula penampilan fashion show wastra Sulsel yang diperagakan oleh Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Prof Zudan beserta isteri Ninuk Triyanti Zudan, Bupati dan Wali Kota, kepala OPD serta lembaga dan instansi vertikal berserta pasangan. Ini mendapatkan sambutan yang luar biasa.
Prof Zudan bersama istri menggunakan wastra dengan motif cobo-cobo dan cora labba. Motif cobo-cobo adalah salah satu motif khas dari kain tenun Sengkang, Sulawesi Selatan.
Motif ini dirangkai menggunakan benang sutera dengan warna yang mencolok dan sering ditemukan dalam bentuk garis-garis vertikal pada kain tenun tersebut.
Motif cora labba adalah tenun sutera dengan motif besar yang berasal dari daerah Gowa, Sulawesi Selatan. Motif ini memiliki makna keseimbangan hidup dan pada masa lalu, hanya dipakai oleh para bangsawan.
Motif ini istimewa karena warisan budaya tak benda dari Sulsel yang diwariskan secara turun temurun. Busana ini juga merupakan karya seni yang menggambarkan keelokan dan keagungan tradisi luhur.
Baca juga: Beachwalk Kuta Fest 2024 rayakan warisan budaya berselancar di Kuta
Baca juga: Pemprov Kalteng: Perputaran ekonomi capai Rp20 miliar selama FBIM 2024
Baca juga: Pesta Budaya Sekura Cakak Buah Lampung tarik wisatawan
Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2024
Tags: