Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah bergerak turun 20 poin menjadi Rp12.130 per dolar AS dari posisi awal Rp12.110 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis pagi.

"Rupiah kembali melanjutkan pelemahannya seiring terdepresiasinya sejumlah mata uang regional merespon kian dekatnya pemberlakuan pengurangan stimulus The Fed," kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada.

Di sisi lain, lanjut dia, sejumlah sentimen juga turut menghalangi potensi kenaikan rupiah termasuk data kenaikan harga konsumer di Australia yang lebih cepat dari perkiraan yang menekan mata uangnya dan keputusan bank sentral Inggris yang belum akan menaikkan suku bunga acuannya dan berimbas negatif pada nilai tukarnya.

Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan fokus pasar pada saat ini adalah pertemuan The Federal Reserve Amerika Serikat pada 28-29 Januari mendatang.

"Diperkirakan The Fed mengurangi pembelian aset kembali. Dolar AS kemungkinan akan terangkat terhadap mayoritas mata uang dunia," kata dia.

Ia memproyeksikan rupiah diperdagangkan pada kisaran Rp12.105-Rp12.175 per dolar AS hari ini.