Tangerang (ANTARA News) - Wakil Gubernur Banten Rano Karno menyetujui bila rencana sodetan Ciliwung-Cisadane ditunda hingga proses normalisasi di Sungai Cisadane selesai.

"Rencana sodetan Ciliwung-Cisadane sebaiknya tidak dibahas sekarang, tetapi melakukan normalisasi Sungai Cisadane dulu," kata Rano Karno saat meninjau bendungan pintu air 10 di Kota Tangerang, Rabu.

Dikatakannya, bila rencana sodetan tersebut dilaksanakan tanpa dilakukan normalisasi Sungai Cisadane, imbas yang akan dirasakan warga Tangerang semakin besar.

Berdasarkan pantauannya ke beberapa titik banjir yang merupakan imbas dari luapan Sungai Cisadane, warga menolak rencana sodetan Ciliwung-Cisadane.

Bila itu terjadi, ketinggian air yang merendam rumah warga akan semakin parah dibandingkan saat ini. "Kondisinya sangat parah. Luapan air sudah merendam rumah hingga satu meter," ujarnya.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar mengatakan kondisi Sungai Cisadane saat ini sudah sangat dangkal. Maka itu, perlu normalisasi terlebih dulu.

Bila hal itu sudah dilakukan, akan diketahui kapasitas sungai itu untuk menampung air. "Kalau sekarang sudah mendapat kiriman air tambahan, banjir semakin parah di Tangerang," katanya.

Begitu pula dengan Wali Kota Tangerang Arief R Wismansyah menuturkan sedimentasi di Cisadane telah mencapai puncaknya.

Beberapa permukiman warga yang sebelumnya tidak kena banjir, bisa terancam bila ada tambahan debit air. "Sekarang saja sudah empat kecamatan banjir akibat luapan Cisadane," tukasnya.

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo merencanakan pembuatan sodetan Ciliwung-Cisadane. Sejumlah pejabat hadir dalam rapat pada Senin (20/1) di pos pemantauan Bendungan Katulampa seperti Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Bupati Bogor, Wakil Wali Kota Depok lalu dari Balai Besar Sungai Ciliwung Cisadane, Wakil Wali Kota Bekasi dan Dirjen SDA.

(KR-AIF/N002)