Kondisi pintu air Kota Tangerang mengkhawatirkan
21 Januari 2014 20:32 WIB
ilustrasi Suasanan underpass terendam banjir di kawasan Kemayoran, Jakarta, Senin (20/1). Underpass yang menghubungkan antar Kemayoran dan Sunter terendam banjir setinggi 7 meter dan akses jalan ditutup. (ANTARA FOTO/M Agung Rajasa) ()
Tangerang (ANTARA News) - Bendungan pintu air 10 di Kota Tangerang, Banten, kondisinya dalam kategori mengkhawatirkan dan rawan jebol bila intensitas debit air terus meningkat.
Kepala Bendungan pintu air 10, Sumarto di Tangerang, Selasa, mengatakan, infrastruktur pintu air 10 merupakan peninggalan pembangunan saat zaman Belanda yakni tahun 1927 -- 1930.
Lalu, pada tahun 1988, sempat dilakukan perbaikan dengan mengganti daun pintu. Tetapi, setelah itu tidak ada lagi perbaikan sama sekali.
"Infrastruktur pintu air 10 tidak pernah diperbaiki sejak tahun 1988. Maka, sangat mengkhawatirkan saat ini dengan kondisi debit air di sungai cisadane yang terus meningkat," ujarnya.
Ukuran normal ketinggian air di pintu air 10 yakni 1,50 meter. Namun, saat ini mencapai 9,70 meter diatas permukaan laut. Penyebabnya yakni karena ketinggian air di Bendungan Batu Belah sudah mencapai 4,7 meter.
"Beberapa daerah sudah mengalami dampak akibat peningkatan ketinggian air. Maka, statusnya dalam level siaga," ujarnya.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, mengatakan, sepekan lalu telah menyampaikan kepada Balai Besar Sungai Ciliwung - Cisadane terkait perbaikan pintu air 10 serta normalisasi sungai cisadane/.
Sebab, kondisinya jika dibiarkan maka akan semakin membuat parah keadaan seperti merendam pemukiman warga dan jalan umum.
"Lebih baik saat ini yakni melakukan normalisasi sungai cisadane dan perbaikan pintu air 10. Apalagi jika ditambah dengan adanya sodetan ciliwung - cisadane, akan semakin parah," ujarnya.
Perlu diketahui, saat ini sungai cisadane mengalami luapan karena debit air yang meningkat. Beberapa pemukimana warga dan jalan umum tergenang air.(*)
Kepala Bendungan pintu air 10, Sumarto di Tangerang, Selasa, mengatakan, infrastruktur pintu air 10 merupakan peninggalan pembangunan saat zaman Belanda yakni tahun 1927 -- 1930.
Lalu, pada tahun 1988, sempat dilakukan perbaikan dengan mengganti daun pintu. Tetapi, setelah itu tidak ada lagi perbaikan sama sekali.
"Infrastruktur pintu air 10 tidak pernah diperbaiki sejak tahun 1988. Maka, sangat mengkhawatirkan saat ini dengan kondisi debit air di sungai cisadane yang terus meningkat," ujarnya.
Ukuran normal ketinggian air di pintu air 10 yakni 1,50 meter. Namun, saat ini mencapai 9,70 meter diatas permukaan laut. Penyebabnya yakni karena ketinggian air di Bendungan Batu Belah sudah mencapai 4,7 meter.
"Beberapa daerah sudah mengalami dampak akibat peningkatan ketinggian air. Maka, statusnya dalam level siaga," ujarnya.
Wali Kota Tangerang, Arief R Wismansyah, mengatakan, sepekan lalu telah menyampaikan kepada Balai Besar Sungai Ciliwung - Cisadane terkait perbaikan pintu air 10 serta normalisasi sungai cisadane/.
Sebab, kondisinya jika dibiarkan maka akan semakin membuat parah keadaan seperti merendam pemukiman warga dan jalan umum.
"Lebih baik saat ini yakni melakukan normalisasi sungai cisadane dan perbaikan pintu air 10. Apalagi jika ditambah dengan adanya sodetan ciliwung - cisadane, akan semakin parah," ujarnya.
Perlu diketahui, saat ini sungai cisadane mengalami luapan karena debit air yang meningkat. Beberapa pemukimana warga dan jalan umum tergenang air.(*)
Pewarta: Achmad Irfan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: