Jakarta (ANTARA News) - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menargetkan realisasi investasi proyek Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) meningkat 15 persen atau Rp450 triliun pada 2014.

"Angka 15 persen itu netral, tidak terlalu berlebihan optimistis-nya tapi juga tidak pesimis, karena peningkatan tidak akan terlalu luar biasa seperti tahun-tahun sebelumnya," kata Kepala BKPM Mahendra Siregar kepada pers di Jakarta, Selasa.

"Tentu bisa di luar perkiraan dan peluang nampaknya bisa lebih besar dari itu," tambah dia.

Mahendra optimistis target itu bisa tercapai setelah penerapan beberapa kebijakan dan program pemerintah, termasuk di antaranya yang berhubungan dengan hilirisasi industri mineral melalui penerbitan Peraturan Pemerintah No.1/2014, Peraturan Menteri ESDM No. 1/2014, dan Peraturan Menteri Keuangan No. 6/PMK.011/2014.

"Misalnya hilirisasi mineral yang berlangsung saat ini, kami di BKPM sudah menerbitkan izin untuk sejumlah perusahaan yang nilai investasinya kurang lebih mencapai Rp150 triliun. Angka tadi tidak semata-mata akan direalisasikan pada 2014, tapi akan dilangsungkan beberapa tahun ke depan," jelas dia.

Ia mengungkapkan, ada 28 perusahaan yang sudah memiliki izin produksi dan tiga diantaranya sudah melakukan konstruksi dan akan mulai berproduksi tahun ini.

Menurut dia, BKPM juga sudah menerbitkan izin untuk investasi yang berkaitan dengan program pemerintah untuk mendorong hilirisasi industri minyak kelapa sawit guna mendukung ketahanan energi.

"Sudah ada beberapa perusahaan yang berinvestasi dengan nilai investasi mendekati Rp40 triliun yang akan memasok bahan bakar nabati dari minyak kelapa sawit pada pembangkit listrik PLN untuk memenuhi target volume 1,7 juta kilo liter menggantikan solar tahun ini," katanya.

Ia mengatakan investasi dari hilirisasi minerba dan minyak kelapa sawit saja sudah menyumbang sekitar Rp180 triliun, belum lagi dari lima sektor lain yakni tanaman pangan dan perkebunan, pertambangan, industri pengolahan, peternakan, dan jasa.

"Manufacturing dan jasa memberikan kontribusi besar yang cukup konsisten sejak 2010 dan merupakan nilai penting dalam menciptakan lapangan kerja. Dari dua sektor tersebut, menyumbang 80 persen atau Rp102,5 triliun," jelasnya.

"Itu lah alasan mengapa perkiraan 15 persen pertumbuhan cukup optimistis karena kinerja 2013 baik. Terutama perusahaan investasi baru semakin besar di lima plan real tersebut," demikian Mahendra Siregar.