Jakarta (ANTARA) - Pelaksana tugas Kepala Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Aminudin Azis menekankan pengarusutamaan naskah Nusantara dalam arah kebijakan 2025 guna memelihara sekaligus mengembangkan pemanfaatan koleksi naskah kuno.

Aminudin menyampaikan penekanan tersebut dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi X DPR RI dengan agenda membahas RKA-K/L dan RKP K/L Tahun 2025.

“Kemudian yang kedua, program pengarusutamaan naskah Nusantara. Saya jelaskan mulai tahun ini kami betul-betul memulai dengan program baru yang jauh lebih besar dalam hal pemeliharaan, pengembangan, sekaligus konservasi,” ujar Aminudin di Kompleks Parlemen pada Kamis.

Lebih lanjut, ia menyebutkan pihaknya hingga awal bulan Maret telah berhasil mengakuisisi naskah Sunda kuno sebanyak 561, dengan target awal hanya mengakuisisi sekitar 150.

Baca juga: Tim Perpusnas RI telusuri naskah kuno dan kearifan lokal Sulteng
Dengan demikian, ia menyimpulkan pihaknya telah berhasil mengakuisisi 4x lipat lebih banyak naskah kuno dari target awal yang ditetapkan.

Sementara untuk target lain berkenaan dengan pengarusutamaan naskah Nusantara, pihaknya juga optimis dapat melakukan perubahan yang jauh lebih besar, mulai dari identifikasi, akuisisi maskah kuno, percepatan digitalisasi naskah Nusantara, peningkatan mutu tenaga pelestarian, metadata naskah, alih aksara, serta alih bahasa dan diteliti sebagai Ingatan Kolektif Nasional (IKON).
“Untuk transliterasi juga sama, konservasi juga sama, digitalisasi juga sama, sehingga kami betul-betul melakukan perubahan sesuai dengan saran-saran yang berkembang,” imbuhnya.

Pihaknya pun turut memperkuat standarisasi dan pembinaan perpustakaan dengan memberikan berbagai pelatihan, termasuk peningkatan kompetensi literasi dan pemanfaatan buku kepada pengelola perpustakaan sekaligus pemetaan Perpustakaan Sekolah sesuai Standar Nasional Perpustakaan (SNP), pemutakhiran instrumen akreditasi perpustakaan sekolah, akreditasi perpustakaan, pelatihan asesor perpustakaan berbasis e-learning.

“Di semester awal ini saja kami sudah melatih lebih dari seribu asesor baru. Dan asesor-asesor ini ditempatkan bukan hanya di perpustakaan nasional, tetapi juga di perpustakaan-perpustakaan daerah. Supaya nanti jangkauan layanan kepada masyarakat daerah jauh lebih cepat dan lebih mudah,” ujarnya.