Langkah tersebut bertujuan untuk menciptakan satu data tunggal yang akurat dan transparan, serta menjawab perbedaan mazhab dan standar ensiklopedia zakat dan wakaf
"Data zakat dan wakaf harus harmonis untuk menjunjung transparansi, akuntabilitas, dan efektivitas pengelolaan," kata Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Kemenag RI Waryono Abdul Ghafur dalam keterangan di Jakarta, Kamis.
Baca juga: Dirjen Bimas Islam Kemenag terpilih jadi Ketua Badan Wakaf Indonesia
"Ada kemungkinan tumpang tindih yang perlu kita perhatikan. Mentalitas mustahik dan mauquf alaihi juga perlu dibentuk agar menjadi muzaki (pemberi zakat) dan wakif (pemberi wakaf)," ujarnya.
Waryono juga menekankan pentingnya harmonisasi data zakat dan wakaf.
Baca juga: Kemenag tingkatkan budaya zakat dan wakaf lewat Festival Ramadhan 2024
Baca juga: Kemenag targetkan seluruh tanah wakaf bersertifikat pada 2026