Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan potensi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) kategori sangat mudah terbakar pada seluruh wilayah di Pulau Timor, Nusa Tenggara Timur (NTT), hingga 20 Juni 2024.

"Pulau Timor dan wilayah di dataran rendah rawan terbakar selama Dasarian II Juni atau sampai tanggal 20 Juni," kata Kepala Stasiun Meteorologi Kelas II El Tari Kupang Sti Nenotek di Kupang, Kamis.

Pulau Timor terdiri dari beberapa kabupaten seperti Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka.

Berdasarkan Peta Tingkat Kemudahan Terbakar di Lapisan Atas Permukaan Tanah, kata dia, wilayah di Pulau Timor tersebut berada pada kategori "sangat kering" dan "sangat mudah terbakar".

Baca juga: BMKG: Waspada angin kencang pada empat pulau di NTT

Artinya, lanjut dia, alang-alang atau dedaunan yang biasanya menutupi lahan hutan dalam kondisi sangat kering dan sangat mudah terbakar. Dengan kondisi tersebut, BMKG mengeluarkan peringatan dini agar masyarakat tidak membakar lahan untuk mencegah terjadinya kebakaran yang meluas.

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk tidak membakar lahan karena asap pembakaran berdampak pada gangguan pernapasan. "Selain itu asap dari pembakaran itu juga berpengaruh pada jarak pandang bagi pengguna transportasi," ucap Sti.

Sti menyampaikan secara umum sebagian wilayah NTT telah memasuki musim kemarau. Dari 28 Zona Musim (Zom) di NTT, tersisa empat Zom yang belum memasuki musim kemarau.

Baca juga: BMKG paparkan penyebab hujan pada musim kemarau di NTT

Empat Zom itu yakni Zom 467 meliputi Manggarai Barat bagian timur, Manggarai bagian tengah, Manggarai Timur bagian tengah. Selanjutnya Zom 468 meliputi Manggarai Barat bagian tenggara, Manggarai bagian selatan, Manggarai Timur bagian selatan, dan Ngada bagian barat daya.

Kemudian ada Zom 470 yang meliputi Ngada bagian utara, Ngada bagian tenggara, dan Nagekeo bagian barat. Terakhir Zom 487 meliputi Kupang bagian timur laut, Timor Tengah Selatan bagian utara, dan Timor Tengah Utara bagian barat.

Sti pun mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi angin kencang yang bersifat kering di musim kemarau ini. "Potensi angin bisa menurun jika terdapat Monsoon Break atau gangguan cuaca lain," kata dia.

Baca juga: BMKG: Suhu panas maksimum capai 36 celcius sepekan ke depan