Studi perlihatkan perlunya tingkatkan ambisi iklim untuk NDC terbaru
12 Juni 2024 18:40 WIB
Ardip - Aktivis lingkungan dari berbagai aliansi menggelar aksi saat Hari Bebas Kendaraan Bermotor di kawasan Bundaran HI, Jakarta, Minggu (5/5/2024). ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/foc.
Jakarta (ANTARA) - Studi terbaru Energy Transitions Committee (ETC) memperlihatkan perlunya peningkatan ambisi dalam dokumen rencana iklim nasional atau Nationally Determined Contribution (NDC) setiap negara untuk mencapai target yang diperlukan.
"Ambisi tiga kali lipat dalam NDC berikutnya dapat dicapai jika pemerintah merefleksikan kemajuan teknologi pesat yang dicapai dalam transisi energi hingga saat ini, dan komitmen yang telah mereka buat. Hal ini akan semakin mendekatkan kita pada target Perjanjian Paris," kata Direktur ETC Ita Kettleborough dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, berdasarkan studi itu, untuk membatasi kenaikan suhu global hingga hanya 1,5 derajat Celcius maka ambisi harus ditetapkan lebih tinggi lagi.
Demi mencapai itu, studi berjudul Credible Contributions: Bolder Plans for Higher Climate Ambition in the Next Round of NDCs itu menyebutkan, ada tiga hal penting yang direkomendasikan untuk dimuat dalam dokumen NDC terbaru atau "NDC 3.0".
Yang pertama, direkomendasikan setiap negara harus memiliki peta jalan yang jelas dan rinci untuk mengimplementasikan percepatan aksi iklim, yang diikuti dengan kebijakan yang kuat.
Rincian dimaksud misalnya, ada target kuantitatif untuk penambahan kapasitas energi terbarukan, dan tanggal yang pasti untuk melarang penjualan kendaraan bermesin bensin atau diesel.
Rekomendasi lainnya yaitu membuat target pengurangan emisi terukur, terperinci dan komprehensif yang berarti mencakup semua sektor.
Studi itu juga menemukan perlunya rencana aksi iklim yang dapat diinvestasikan, terutama untuk pasar negara berkembang, dengan investasi dan pendanaan iklim internasional yang diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
"Putaran rencana iklim nasional berikutnya, NDC 3.0, dijadwalkan mulai awal tahun depan dan akan menjadi salah satu dokumen kebijakan terpenting," ujar Simon Stiell sebagai Sekretaris Eksekutif PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
Pemerintah Indonesia sendiri tengah menyiapkan dokuemn NDC kedua yang rencananya akan diserahkan kepada UNFCCC menjelang Konferensi Perubahan IKlim PBB (COP) ke-29 di Azerbaijan pada November 2024.
Dalam NDC Kedua, menurut keterangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, akan mencakup target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, penambahan sektor dan sub-sektor, referensi 2019 untuk tingkat emisi dan komitmen penguatan sistem adaptasi iklim, aksi serta pelaporan.
"Ambisi tiga kali lipat dalam NDC berikutnya dapat dicapai jika pemerintah merefleksikan kemajuan teknologi pesat yang dicapai dalam transisi energi hingga saat ini, dan komitmen yang telah mereka buat. Hal ini akan semakin mendekatkan kita pada target Perjanjian Paris," kata Direktur ETC Ita Kettleborough dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu.
Dia menjelaskan, berdasarkan studi itu, untuk membatasi kenaikan suhu global hingga hanya 1,5 derajat Celcius maka ambisi harus ditetapkan lebih tinggi lagi.
Demi mencapai itu, studi berjudul Credible Contributions: Bolder Plans for Higher Climate Ambition in the Next Round of NDCs itu menyebutkan, ada tiga hal penting yang direkomendasikan untuk dimuat dalam dokumen NDC terbaru atau "NDC 3.0".
Yang pertama, direkomendasikan setiap negara harus memiliki peta jalan yang jelas dan rinci untuk mengimplementasikan percepatan aksi iklim, yang diikuti dengan kebijakan yang kuat.
Rincian dimaksud misalnya, ada target kuantitatif untuk penambahan kapasitas energi terbarukan, dan tanggal yang pasti untuk melarang penjualan kendaraan bermesin bensin atau diesel.
Rekomendasi lainnya yaitu membuat target pengurangan emisi terukur, terperinci dan komprehensif yang berarti mencakup semua sektor.
Studi itu juga menemukan perlunya rencana aksi iklim yang dapat diinvestasikan, terutama untuk pasar negara berkembang, dengan investasi dan pendanaan iklim internasional yang diperlukan untuk mencapai target yang telah ditetapkan.
"Putaran rencana iklim nasional berikutnya, NDC 3.0, dijadwalkan mulai awal tahun depan dan akan menjadi salah satu dokumen kebijakan terpenting," ujar Simon Stiell sebagai Sekretaris Eksekutif PBB tentang Perubahan Iklim (UNFCCC).
Pemerintah Indonesia sendiri tengah menyiapkan dokuemn NDC kedua yang rencananya akan diserahkan kepada UNFCCC menjelang Konferensi Perubahan IKlim PBB (COP) ke-29 di Azerbaijan pada November 2024.
Dalam NDC Kedua, menurut keterangan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, akan mencakup target Indonesia’s FOLU Net Sink 2030, penambahan sektor dan sub-sektor, referensi 2019 untuk tingkat emisi dan komitmen penguatan sistem adaptasi iklim, aksi serta pelaporan.
Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: M. Tohamaksun
Copyright © ANTARA 2024
Tags: