Gunungkidul (ANTARA) - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyelenggarakan bimbingan teknis pengolahan kakao untuk guru SMK jurusan tata boga atau sejenisnya.

Kepala UPT TTP Nglanggeran Sugiyanto di Gunungkidul, Rabu, mengatakan bimbingan teknis pengolahan cokelat ini untuk memberikan pengetahuan dan keterampilan secara singkat kepada guru SMK jurusan tata boga atau sejenisnya dalam pembuatan dodol cokelat dan minuman cokelat 3in1.

Sugiyanto di UPT Taman Teknologi Pertanian Nglanggeran Patuk, mengatakan bimtek ini untuk menyiapkan wirausahawan muda.

"Kami berharap SMK dapat melahirkan wirausahawan muda," katanya.

Untuk keperluan proses pembelajaran di sekolah masing-masing dalam praktik pembuatan produk turunan dari cokelat, bahan baku bisa diperoleh di UPT TTP Nglanggeran baik cocco powder maupun coccow butter.

Baca juga: Gubernur Lampung ajak pengusaha kembangkan industri cokelat lokal

Plh Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul Raharjo Yuwono mengatakan kegiatan ini dibiayai dengan APBD Kabupaten Gunungkidul 2024.

Jumlah peserta pelatihan 20 orang tenaga didik SMK, antara lain dari SMAN 1 Wonosari, SMAN 1 Semanu, SMK Muhammadiyah Karangmojo, SMA Negeri 1 Karangmojo, SMK Muhammadiyah Wonosari, SMK Negeri 3 Wonosari, SMA Negeri 1 Patuk, SMK Negeri 1 Purwosari, SMA Negeri 1 Semin, SMA Negeri 1 Playen, SMK Negeri 1 Girisubo, SMA Negeri 1 Panggang, SMA Negeri 2 Playen, dan SMK Pembangunan Karangmojo.

Raharjo mengatakan bahwa sesuai desain awal pembangunan TTP sebagai sarana edukasi dan diseminasi teknologi olahan kakao untuk umum dan khususnya bagi para pelaku usaha kakao sehingga akan mendapatkan tambahan pengetahuan tentang olahan kakao yang berkualitas dan higenis.

"Dinas Pertanian dan Pangan terbuka kepada siapa saja yang pengin belajar olahan kakao di TTP, harapannya siswa dapat menerima manfaat ilmu yang didapat dari para tenaga didik yang ikut bimtek kali ini," katanya.

Ia mengatakan kakao meski luasnya di Gunungkidul sedikit sekitar 1.000 hektare yang tersebar di Patuk, Karangmojo, Playen, Ponjong, Nglipar dibanding tanaman pangan, namun termasuk produk unggulan Kabupaten Gunungkidul.

Baca juga: Masyarakat Waris Keerom dilatih cara fermentasi coklat

Harga biji kakao terfermentasi saat ini sudah mencapai Rp170 ribu per kilogram.

"Meski luasnya kecil, yang terpenting mendongkrak ekonomi petani dan masyarakat. Selain itu, kakao dikelola secara maksimal," katanya.