Washington (ANTARA News) - Gedung Putih, Minggu, menyerukan kekerasan di Ukraina antara pasukan keamanan dengan pengunjukrasa segera dihentikan, serta menyatakan kemungkinan dapat memberi sanksi.

Puluhan orang terluka dalam bentrok berdarah di ibukota negara itu di tengah kebuntuan antara Presiden Ukraina, Viktor Yanukovych, dengan oposisi, yang berlangsung hampir dua bulan.

"Kami sangat khawatir dengan kekerasan yang terjadi hari ini di jalan-jalan Kiev dan mendesak semua pihak untuk segera menurunkan suasana," kata juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat, Caitlin Hayden.

"Ketegangan yang meningkat di Ukraina adalah konsekuensi langsung dari kegagalan pemerintah untuk mendengar keluhan rakyat."

Kekerasan paling akhir terjadi saat hampir 200.000 orang menentang pembatasan yang ketat terhadap aksi protes melawan Yanukovych.

Dalam kericuhan di dekat parlemen, bus dan mobil-mobil polisi dibakar massa yang juga melempar batu dan bom molotov ke arah pasukan keamanan. Polisi membalas dengan serangan gas air mata dan granat.

Hayden mengatakan, "Pemerintah Ukraina mengarah pada pelemahan dasar-dasar demokrasi dengan melakukan kriminalisasi terhadap aksi damai serta mencopot kunci demokrasi masyarakat dan lawan politik yang dilindingi oleh undang-undang."

Pemerintah Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, juga mengulangi seruan agar pemerintah melakukan pembicaraan dengan pihak oposisi.

"Kami mendesak pemerintah Ukraina untuk mengambil langkah-langkah yang lebih baik bagi Ukraina, termasuk mencabut aturan anti-demokrasi yang disahkan sebagai undang-undang baru-baru ini, menarik polisi anti huru-hara dari pusat kota Kiev dan memulai dialog politik dengan pihak oposisi," kata Hayden.

"Sejak hari pertama, gerakan Maidan telah ditetapkan oleh semangat tanpa kekerasan dan kami mendukung seruan pemipin politik oposisi untuk menegakkan kembali prinsip tersebut."

Hayden menyatakan, Amerika Serikat akan terus mempertimbangkan langkah-langkah tambahan --termasuk sanksi-- menanggapi pemakaian kekerasan.