Gerilyawan Irak bunuh enam milisi Sahwa
20 Januari 2014 03:35 WIB
Muslim Sunni Irak demonstrasi antipemerintah di Falluja, 50km sebelah barat Baghdad, Jumat (22/2). Ribuan umat muslim melakukan aksi protes usai sholat Jumat dalam pawai besar-besaran menentang Perdana Menteri Irak Syiah Nuri al-Maliki, dan menuntutnya untuk mundur dari jabatan tersebut. (REUTERS/Mohanned Faisal)
Baghdad (ANTARA News) - Gerilyawan berseragam militer, Minggu, membunuh sedikitnya enam anggota milisi Sahwa pro-pemerintah di pos pemeriksaan dekat kota Baquba, 65 kilometer timurlaut Baghdad, kata polisi Irak.
Korban mencakup seorang pemimpin Sahwa setempat dan dua putranya, kata polisi.
Sahwa terbentuk dari orang-orang suku Sunni Arab yang berpihak pada militer Amerika Serikat memerangi Al Qaeda sejak akhir 2006, dan tindakan mereka itu telah mengubah peta perang di Irak.
Militan Sunni menganggap anggota Sahwa sebagai pengkhianat dan mereka sering menjadi sasaran serangan.
Tahun lalu merupakan masa paling mematikan di Irak sejak 2008 dimana hampir 9.000 orang tewas, menurut data PBB.
Ketegangan di Irak tinggi tahun ini sejak gerilyawan terkait Al Qaeda dan militan Sunni lain menguasai kota Falluja pada 1 Januari.
Sumber-sumber medis dan kepolisian mengatakan, jumlah korban tewas dalam kekerasan Sabtu naik menjadi sedikitnya 32, termasuk enam orang yang terlibat dalam serangan terhadap sebuah penjara remaja di Baghdad, dan 75 orang cedera.
Dalam serangan larut malam, orang-orang bersenjata membunuh dua prajurit tidak bertugas yang bepergian dengan sebuah mobil di dekat kota minyak Baiji, 180 kilometer sebelah utara Baghdad, kata polisi.
Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon, khawatir atas kekerasan yang terus berlangsung dan mendesak para pemimpin Irak menangani penyebab yang mendasarinya.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.
Korban mencakup seorang pemimpin Sahwa setempat dan dua putranya, kata polisi.
Sahwa terbentuk dari orang-orang suku Sunni Arab yang berpihak pada militer Amerika Serikat memerangi Al Qaeda sejak akhir 2006, dan tindakan mereka itu telah mengubah peta perang di Irak.
Militan Sunni menganggap anggota Sahwa sebagai pengkhianat dan mereka sering menjadi sasaran serangan.
Tahun lalu merupakan masa paling mematikan di Irak sejak 2008 dimana hampir 9.000 orang tewas, menurut data PBB.
Ketegangan di Irak tinggi tahun ini sejak gerilyawan terkait Al Qaeda dan militan Sunni lain menguasai kota Falluja pada 1 Januari.
Sumber-sumber medis dan kepolisian mengatakan, jumlah korban tewas dalam kekerasan Sabtu naik menjadi sedikitnya 32, termasuk enam orang yang terlibat dalam serangan terhadap sebuah penjara remaja di Baghdad, dan 75 orang cedera.
Dalam serangan larut malam, orang-orang bersenjata membunuh dua prajurit tidak bertugas yang bepergian dengan sebuah mobil di dekat kota minyak Baiji, 180 kilometer sebelah utara Baghdad, kata polisi.
Sekretaris Jendral PBB, Ban Ki-moon, khawatir atas kekerasan yang terus berlangsung dan mendesak para pemimpin Irak menangani penyebab yang mendasarinya.
Kekerasan di Irak telah mencapai tingkatan yang belum pernah terlihat sejak 2008, ketika negara itu mulai bangkit dari konflik sektarian mematikan pada 2006-2007 yang merenggut puluhan ribu jiwa.
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2014
Tags: