Medan (ANTARA) - Pengadilan Tinggi (PT) Medan, Sumatera Utara(Sumut) memperberat vonis terhadap mantan pegawai Bank Mandiri Januar Rizqi (36), dari sebelumnya lima tahun menjadi enam tahun penjara.
Putusan Nomor: 979/PID.SUS/2024/PT MDN tersebut mengubah vonis Pengadilan Negeri Medan Nomor: 2161/Pid.Sus/2023/PN Mdn, tertanggal 13 Maret 2024.
"Menjatuhkan hukuman kepada terdakwa, oleh karena itu dengan pidana penjara selama enam tahun," demikian bunyi putusan yang baru ditayangkan di Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Pengadilan Negeri (PN) Medan, Selasa.
Perkara pada tingkat banding ini diputus oleh Hakim Ketua Heri Sutanto didampingi Longser Sormin dan Sahman Girsang masing-masing sebagai Hakim Anggota, di PT Medan, Selasa, 28 Maret 2024.
Selain pidana penjara, Januar Rizqi merupakan warga Jatinegara, Jakarta Timur, DKI Jakarta itu juga dibebankan membayar denda sebesar Rp10 miliar dengan ketentuan apabila tidak dibayar, maka diganti pidana kurungan tiga bulan.
Hakim menyatakan terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan melakukan tindak pidana sebagai pegawai bank dengan sengaja membuat catatan palsu laporan transaksi atau rekening suatu bank, sebagaimana dakwaan alternatif pertama.
"Perbuatan terdakwa melanggar Pasal 49 ayat (1) huruf a Undang-undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan Jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHPidana," bunyi putusan itu.
Januar Rizqi sebelumnya menjabat sebagai Prioritas Bank Officer (PBO) PT Bank Mandiri Cabang Pulo Pinang di Gedung Uniland, Kota Medan, Sumatera Utara itu didakwa melakukan tindakan pidana perbankan.
Dirinya bersama Ramadhaniansyah Pratama Juzil alias Dani (berkas perkara terpisah), dinilai menggelapkan uang nasabah prioritas PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Pulo Pinang sebesar Rp5 miliar.
.
PT Medan perberat vonis mantan pegawai Bank Mandiri enam tahun penjara
11 Juni 2024 19:29 WIB
Terdakwa Januar Rizqi (kiri) ketika mendengarkan putusan Majelis Hakim Pengadilan Negeri Medan, Rabu (13/3/2024). (ANTARA/Aris)
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Guido Merung
Copyright © ANTARA 2024
Tags: