Jakarta (ANTARA News) - Bencana banjir yang melanda berbagai daerah di Indonesia termasuk wilayah DKI Jakarta berpotensi menimbulkan sejumlah penyakit yang bila mewabah memiliki kemungkinan untuk mengarah kepada kejadian luar biasa atau KLB.

"Banjir berpotensi menimbulkan berbagai penyakit yang berpotensi Kejadian Luar Biasa (KLB)," kata Ketua Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Jakarta Raya (PAPDI JAYA) Ari F Syam, dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Minggu.

Apalagi, menurut dokter Ari Syam, penyakit setelah peristiwa banjir merupakan berbagai penyakit yang jumlah kasusnya akan meningkat.

Secara umum, ia mengemukakan bahwa peningkatan kasus penyakit itu didasarkan pada penyebaran tiga kelompok penyakit yaitu penyebaran melalui makanan dan minuman, penyebaran melalui nyamuk dan penyebaran melalui tikus.

Pengajar Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu memaparkan, penyakit yang ditularkan makanan dan minuman penyebaran antara lain infeksi kolera, disentri, rotavirus serta demam typhus.

"Pasien dengan infeksi usus bisa datang dengan diare, muntah berak, mules saat BAB dan BAB ada darah. Diare juga menjadi KLB pada banjir Jakarta tahun 2007," ujarnya.

Ari juga memaparkan, penyakit yang ditularkan melalui nyamuk misalnya Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) yang dibawa melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti.

Ia mengingatkan bahwa pada banjir besar tahun 2007, Jakarta pernah mengalami KLB penyakit DHF, ketika ibu kota lumpuh akibat akibat genangan air terjadi pada lebih setengah wilayah Jakarta.

Sedangkan salah satu penyakit yang ditularkan melalui tikus adalah leptospirosis yang dibawa melalui kencing dan kotoran tikus dalam genangan banjir.

"Apabila kita mengalami luka terbuka pada tangan atau kaki atau mukosa mulut, maka air yang sudah tercemar dengan kotoran tikus yang sudah mengandung leptospirosis akan menularkan kita," katanya.

Ia juga mengatakan bahwa leptospirosis sangat berbahaya jika penyakit berlanjut dengan berbagai komplikasi antara lain terjadi kerusakan ginjal, peradangan pankreas, liver, paru dan otak.

Ari menuturkan, terganggunya kesehatan akibat banjir biasanya terjadi juga karena ada gangguan pada faktor daya tahan tubuh, faktor lingkungan, dan faktor bakteri.

Untuk itu, beberapa hal yang harus diantisipasi antara lain memastikan bahwa makanan dan minuman yang dikonsumsi selalu higienis dan dalam keadaan segar, kebersihan lingkungan harus selalu terjaga, serta bagi anak-anak dan orang tua agar diberikan suplemen yang berisi multivitamin dan mineral.

Warga juga perlu mengisi stok obat-obat sederhana, obat penurun panas, obat anti diare, obat sakit kepala dan oralit.

"Tujuan dari tindakan ini semua tentunya untuk mencegah agar kita semua terhindar dari penyakit pasca banjir yang sewaktu-waktu bisa mengenai siapa saja," ucap Ari.

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan melakukan pengasapan atau "fogging" dan penyemprotan disinfektan untuk mencegah penyebaran berbagai macam penyakit pascabanjir.

"Fogging dan penyemprotan disinfektan itu kami lakukan untuk mencegah timbulnya berbagai penyakit, baik saat banjir maupun pascabanjir," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama di Balai Kota, Jakarta Pusat, Jumat (17/1).