Jakarta (ANTARA) - Nilai tukar (kurs) rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan Selasa ditutup merosot di tengah pelaku pasar menunggu keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Fed pekan ini.

Pada akhir perdagangan Selasa, kurs rupiah melemah 8 poin atau 0,05 persen menjadi Rp16.291 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.283 per dolar AS.

"Investor mengantisipasi keputusan suku bunga The Fed dan rilis data inflasi AS bulan Mei yang akan dirilis pada minggu ini," kata Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede kepada ANTARA di Jakarta, Selasa.

Karena data Non Farm Payrolls (NFP) AS yang lebih tinggi dari ekspektasi, investor memperkirakan The Fed hanya memangkas suku bunganya sekitar 25 basis poin (bps) pada 2024 lebih rendah dibandingkan eskpektasi penurunan sekitar 50 bps sebelum rilis data NFP bulan Mei. Hal tersebut mendorong permintaan untuk dolar AS secara global.

Selain itu, Josua menuturkan apresiasi dolar AS juga sebagian besar didorong oleh penurunan tajam pada Euro setelah ketidakpastian muncul di Zona Euro setelah pemilihan parlemen di Perancis.

Presiden Perancis Emmanuel Macron menyerukan pemilihan parlemen mendadak di akhir bulan ini setelah kemenangan partai pemimpin sayap kanan, Marine Le Pen dalam pemilu.

Keputusan mengejutkan dari Macron itu mendorong ketidakpastian yang lebih tinggi terhadap kondisi ekonomi Eropa secara keseluruhan, sehingga menyeret turun Euro pada sesi perdagangan hari Senin.

Kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) Bank Indonesia pada Selasa turun ke level Rp16.295 per dolar AS dari sebelumnya sebesar Rp16.290 per dolar AS.