London (ANTARA News) - Nilai-nilai universal, seperti kemanusiaan, demokrasi dan multi-kultur yang saat ini didengung-dengungkan masyarakat dunia sudah resmi menjadi ideologi bangsa Indonesia sejak merdeka, kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Bulgaria Bunyan Saptomo dalam diskusi di Universitas Plovdiv.

Dubes RI dalam kesempatan itu memberikan informasi mengenai Indonesia sebagai masyarakat multi-agama dan multi-budaya, kata Sekretaris Dua Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Sofia, Bulgaria, Dina Martina kepada ANTARA News, Sabtu.

Bunyan Saptomo, yang wilayah tugasnya juga mencakup Albania, menyampaikan bahwa betapa bijaknya para pendiri negara Indonesia yang mengakomodasi berbagai nilai-nilai universal yang selama ini berkembang di Indonesia, dan merumuskannya menjadi Pancasila sebagai ideologi bangsa Indonesia.

Dalam kesempatan itu Wakil Rektor Universitas Plovdiv Prof. Georgi Totkov menyampaikan kegembiraan dapat kembali bekerja sama dengan Indonesia, khususnya KBRI di Sofia, setelah mendapat kunjungan delegasi Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar untuk penandatanganan nota kesepahaman (MoU).

Totkov mengharapkan kerjasama kedua pihak yang selama ini berlangsung baik, dapat terus dilanjutkan.

Ceramah kebudayaan Indonesia di Universitas Plovdiv itu juga menghadirkan Dr. Chaya, dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, yang menjelaskan mengenai salah satu budaya daerah Indonesia bertema "Bali sebagai Pusat Hindu di Indonesia."

Chaya menyebut Bali sebagai museum hidup Hindu Jawa. Dikemukakannya, ada fakta banyaknya warisan budaya Hindu Jawa berupa seni sastra yang dibawa ke Bali pada saat Islam mulai masuk ke Pulau Jawa.

Secara rinci, ia juga menjelaskan sejarah Hindu Bali, sistem penyebaran nilai-nilai budaya Hindu melalui recitasi (seni sastra), termasuk karya-karya sastra yang mengandung ajaran agama hindu.

Dijelaskannya pula, pelaksanaan agama di Bali yang menjadi tradisi adat istiadat hingga penyesuaian yang dilakukan pemerintah daerah Bali terhadap tarian sakral Bali, sehingga tetap dapat dinikmati wisatawan.

Menanggapi pertanyaan peserta diskusi mengenai tarian Indonesia yang sangat eksotis, Chaya mengemukakan bahwa eksotis jangan dipandang sekedar aneh dan unik, tapi eksotis adalah setiap ungkapan seni dengan nilai budaya yang melatarbelakanginya, termasuk nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung didalamnya.

Berkaitan dengan salah satu karakter bangsa Indonesia yang murah senyum, ia mengatakan, senyum adalah keramahan sebagai salah satu ciri utama bangsa Indonesia pada umumnya karena merupakan masyarakat kolektif atau mengutamakan nilai-nilai kebersamaan.

Dalam kesempatan itu Dubes RI diharapkan pihak Universitas Plovdiv dapat membantu terwujudnya kerja sama pertukaran pelajar maupun dosen di kedua negara, dan kemungkinan Pemerintah Indonesia memberikan beasiswa kepada mahasiswa.

Universitas Plovdiv Paisii Hilendarski terletak di kota Plovdiv, kota kedua terbesar di Bulgaria, sekitar 130 kilometer dari Sofia. Universitas ini juga merupakan Universitas kedua terbesar di Bulgaria setelah Universitas Sofia.

Perguruan tinggi yang didirikan pada 1962 tersebut memiliki sekira 12.000 mahasiswa. Awalnya sebagai Institut Pedagogy, dan kemudian berubah menjadi universitas umum pada 1972.

Universitas Plovdiv kini menyelenggarakan 60 disiplin ilmu dengan 550 tenaga akademik yang terdiri dari 30 profesor, 160 associate professor dan 30 dosen setingkat master. (*)