Ani menjelaskan, posyandu terintegrasi ini mampu mewujudkan segala pelayanan kesehatan termasuk menekan angka stunting di Jakarta.
Sementara, Plh. Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan Erizon Safari menyatakan posyandu ini pernah memenangkan lomba dalam bidang kesehatan.
Kemenangan itu tentunya juga didukung dengan peran para kader posyandu yang sudah terlatih dan berpengalaman.
Baca juga: Potensi CSR atasi stunting di DKI Jakarta
Baca juga: Terkait stunting, DKI juga didesak sediakan air bersih-sanitasi layak
Diharapkan melalui intervensi spesifik maupun sensitif mampu mengentaskan stunting khususnya di wilayah Jakarta Selatan.
Intervensi gizi spesifik yakni mengintervensi secara langsung seperti pemenuhan gizi ibu hamil dan bayi.
Sedangkan, intervensi sensitif yakni intervensi yang secara tidak langsung mempengaruhi kejadian stunting, misalnya perbaikan pola asuh, pemberian bantuan sosial, penyediaan sarana air bersih dan sanitasi.
"Diharapkan kolaborasi bersama pemerintah, kader hingga lintas sektor terus dilaksanakan," harapnya.
Baca juga: Jaksel libatkan kader TP PKK untuk percepatan penurunan stunting
Baca juga: Pemkot Jaksel bentuk Kelompok Peduli Gizi untuk atasi stunting
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Selatan menargetkan 615 anak stunting mempunyai orang tua asuh sebagai upaya menurunkan angka prevalensi gagal tumbuh kembang anak di wilayah tersebut pada 2024.
Presiden Jokowi mengunjungi Posyandu Terintegrasi RW02 Taman Sawo Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, dan Posyandu Wijaya Kusuma, Bogor, dalam rangka Bulan Penimbangan Balita yang dilaksanakan serentak di seluruh Tanah Air pada 338.000 posyandu.