Jakarta (ANTARA News) - Tingkat keterpilihan Joko Widodo (Jokowi) sebagai bakal calon Presiden 2014-2019 menurun dari 36 persen menjadi 28 persen terkait ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerjanya, kata pendiri Pusat Data Bersatu (PDB) Didik J. Rachbini.

"Jokowi mengalami penurunan elektabilitas menyusul adanya ketidakpuasan masyarakat terhadap kinerjanya," ujarnya di Jakarta, Sabtu.

Didik mengemukakan, tidak tahu apakah usai banjir yang melanda Jakarta saat ini elektabilitas Jokowi yang merupakan Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta akan menurun lagi atau tidak.

"Saya tidak tahu, apakah habis banjir akan menurunkan," katanya.

Hasil survei PDB, menurut dia, menunjukkan dari bulan September 2013 sampai Januari 2014 Jokowi memperoleh elektabilitas senilai 36 persen, pada awal Januari ini elektabilitasnya tinggal 28 persen.

Survei PDB itu dilakukan pada 4 hingga 8 Januari 2014 yang menggunakan wawancara telepon terhadap 1.200 responden di 11 kota besar, yakni Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Medan, Palembang, Denpasar, Balikpapan, Makassar, dan Jayapura, dengan rentang kekeliruan (margin of error) kurang lebih 2,8 persen dan tingkat kepercayaan 95 persen.

Meski elektabilitas Jokowi masih tertinggi dibandingkan dengan sejumlah nama yang disebut-sebut sebagai bakal calon presiden 2014-2019, PDB dalam survei tersebut mengungkap bahwa Jokowi dianggap masih kalah dari sisi kualitas jika dibandingkan dengan peserta Konvensi Calon Presiden Partai Demokrat, Anies Baswedan.

"Jokowi memang bagus secara elektabilitas, tapi kalah soal kualitas dengan Anies," kata Didik.

Berdasar survei PDB, elektabilitas Anies mengalami kenaikan, meski angkanya tergolong kecil, yakni 1,9 persen.

Posisi kedua dalam hal tingkat keterpilihan ditempati Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto, yakni 10,7%, sedangkan nama-nama yang lain elektabilitasnya kurang dari lima persen.

Bahkan, Rhoma Irama yang dijagokan sebagai bakal calon Presiden 2014-2019 dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) menempati urutan pertama dalam hal popularitas, namun elektabilitasnya hanya 0,5 persen, demikian hasil survei PDB. (*)