Kementerian PPPA tekankan kolaborasi pentaheliks berdayakan perempuan
10 Juni 2024 20:53 WIB
Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA Ratna Susianawati (ketiga kanan) dalam dialog bertajuk "Aksi Kolaborasi: Memberdayakan dan Melindungi Perempuan dan Anak", di Jakarta, Senin (10/6/2024). (ANTARA/Anita Permata Dewi)
Jakarta (ANTARA) - Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) menekankan pentingnya menjalin kerja sama pentaheliks untuk memaksimalkan upaya pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di tingkat akar rumput.
"Ini satu tahun perjalanan koordinasi, kolaborasi kami dengan RRI, sehingga bisa melahirkan sebuah inisiatif yang luar biasa, yakni keberadaan Kanal Perempuan dan Anak di RRI Digital," kata Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA Ratna Susianawati dalam dialog bertajuk "Aksi Kolaborasi: Memberdayakan dan Melindungi Perempuan dan Anak", di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kementerian PPPA ungkap peran penting perempuan di sektor kelautan
Selain dengan RRI, Kementerian PPPA juga menggandeng Tumbu, sebuah platform kewirausahaan, lewat pelatihan kewirausahaan Rumah Pintar SAPA yang dilaksanakan di empat Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kemudian pihaknya juga bekerja sama dengan ICT Watch untuk memberikan pelatihan literasi digital kepada fasilitator lokal perempuan.
Menurut dia, kerja sama dengan berbagai stakeholder ini penting karena sejak 2021, Menteri PPPA Bintang Puspayoga telah menginisiasi kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mewujudkan konsep desa/kelurahan yang ramah perempuan dan peduli anak.
Baca juga: KPPPA luncurkan hasil studi pekerja informal perempuan ekonomi digital
"Desa merupakan miniatur pemerintahan terendah di masyarakat, yang saat ini menjadi ujung tombak. Semua isu itu berangkat dari desa," kata Ratna Susianawati.
Inisiatif inilah yang kemudian mengawali pembentukan 134 Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).
Kemudian selama empat tahun terakhir, perkembangan DRPPA menggembirakan, yang saat ini jumlahnya hampir 2.000 DRPPA di seluruh Indonesia.
Baca juga: MenPPPA: Pemimpin daerah ujung tombak pengampu isu perempuan dan anak
"Sebarannya di seluruh provinsi dan sejumlah kabupaten/kota, dari 134 desa menjadi hampir 2.000 desa dan kelurahan yang ramah perempuan dan peduli anak," katanya.
"Ini satu tahun perjalanan koordinasi, kolaborasi kami dengan RRI, sehingga bisa melahirkan sebuah inisiatif yang luar biasa, yakni keberadaan Kanal Perempuan dan Anak di RRI Digital," kata Deputi Bidang Perlindungan Hak Perempuan Kementerian PPPA Ratna Susianawati dalam dialog bertajuk "Aksi Kolaborasi: Memberdayakan dan Melindungi Perempuan dan Anak", di Jakarta, Senin.
Baca juga: Kementerian PPPA ungkap peran penting perempuan di sektor kelautan
Selain dengan RRI, Kementerian PPPA juga menggandeng Tumbu, sebuah platform kewirausahaan, lewat pelatihan kewirausahaan Rumah Pintar SAPA yang dilaksanakan di empat Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA) di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).
Kemudian pihaknya juga bekerja sama dengan ICT Watch untuk memberikan pelatihan literasi digital kepada fasilitator lokal perempuan.
Menurut dia, kerja sama dengan berbagai stakeholder ini penting karena sejak 2021, Menteri PPPA Bintang Puspayoga telah menginisiasi kerja sama dengan Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi untuk mewujudkan konsep desa/kelurahan yang ramah perempuan dan peduli anak.
Baca juga: KPPPA luncurkan hasil studi pekerja informal perempuan ekonomi digital
"Desa merupakan miniatur pemerintahan terendah di masyarakat, yang saat ini menjadi ujung tombak. Semua isu itu berangkat dari desa," kata Ratna Susianawati.
Inisiatif inilah yang kemudian mengawali pembentukan 134 Desa Ramah Perempuan dan Peduli Anak (DRPPA).
Kemudian selama empat tahun terakhir, perkembangan DRPPA menggembirakan, yang saat ini jumlahnya hampir 2.000 DRPPA di seluruh Indonesia.
Baca juga: MenPPPA: Pemimpin daerah ujung tombak pengampu isu perempuan dan anak
"Sebarannya di seluruh provinsi dan sejumlah kabupaten/kota, dari 134 desa menjadi hampir 2.000 desa dan kelurahan yang ramah perempuan dan peduli anak," katanya.
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: