Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mengatakan kecerdasan buatan dapat menjadi alat yang ampuh dalam kondisi penting dengan didukung oleh keberadaan data besar yang mendasarinya.
Baca juga: BRIN teliti situs geologi Bumiayu
Pada 7 Juni 2024, Handoko menghadiri agenda The 20th ASEAN Ministerial Meeting On Science, Technology And Innovation (AMMSTI-20) di Siem Reap, Kamboja.
Pertemuan para pimpinan setingkat Menteri Bidang Sains, Teknologi dan Inovasi (STI) se-ASEAN tersebut mengusung tema AI Application: Navigating the Future.
Handoko mengungkapkan bahwa kemampuan dan daya saing dalam pemanfaatan kecerdasan buatan mengandalkan data besar di balik algoritma teknologi tersebut.
Baca juga: BRIN: Salam lintas agama jadi upaya merawat kemajemukan Indonesia
Indonesia melalui BRIN mengusulkan untuk mengembangkan pendekatan baru berdasarkan mekanisme joint-or co-funding antar lembaga pemberi dana maupun lembaga terkait dari negara-negara anggota ASEAN dan mitra dialog, tanpa membentuk sub-komite permanen.
AMMSTI-20 dapat mengandalkan negara anggota yang bersedia memimpin proyek tertentu di negara asalnya, dan menjadikannya sebagai platform kolaborasi bagi negara-negara anggota ASEAN.
“Beberapa dukungan dari dana ASEAN COSTI dapat diberikan kepada kolaborator tambahan yang berpartisipasi dengan prioritas tertentu, misalnya indikator ekonomi mereka dan sebagainya,” papar Handoko.
Baca juga: KPPPA-BRIN susun kebijakan "background study" Renstra KPPPA