UIII minta dukungan KSP soal pembebasan lahan dan anggaran
10 Juni 2024 18:53 WIB
Kepala Staf Kepresidenan Moedoko menerima kedatangan Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Jamhari Makruf di Gedung Bina Graha, Jakarta, Senin (10/6/2024). ANTARA/HO-KSP
Jakarta (ANTARA) - Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko dan Rektor Universitas Islam Internasional Indonesia (UIII) Jamhari Makruf membahas soal pengembangan UIII dalam pemberdayaan aset dan pengelolaan anggaran pendidikan yang lebih fleksibel.
Moeldoko pada Senin hari ini menerima kedatangan Jamhari di Gedung Bina Graha, Jakarta.
Jamhari menyampaikan saat ini UIII masih dalam proses pembebasan lahan untuk pemberdayaan aset, di mana masih ada 10 persen dari 142,5 hektare lahan yang belum bisa dibebaskan.
"Pemerintah sudah menyiapkan dana kerahiman sebagai santunan bagi warga terdampak. Hanya saja warga yang mendaftar belum banyak sehingga proses pembebasan lahan belum seratus persen tuntas," ucap Jamhari sebagaimana keterangan dari Kantor Staf Presiden (KSP).
Pada kesempatan itu, Jamhari juga meminta dukungan KSP untuk menjembatani dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Agama agar UIII yang sudah berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) memiliki keleluasaan dalam mengelola anggaran pendidikan.
"Ini menjadi penting agar kami (UIII) bisa dengan cepat melakukan pemberdayaan dan pengembangan," kata dia.
Baca juga: 199 warga penggarap lahan UIII terima santunan
Baca juga: UIII buka Program Studi Perubahan Iklim
Merespons hal tersebut, Moeldoko berkomitmen untuk mendukung berbagai upaya pengembangan UIII. Terlebih, kampus yang berada di Kota Depok, Jawa Barat tersebut merupakan satu-satunya proyek strategis nasional (PSN) di bidang pendidikan.
"UIII ini ikon baru dan satu-satunya kampus fenomenal hasil karya Presiden Jokowi. Tentu kami (KSP) akan mendukung penuh pengembangannya," ucap Moeldoko.
Panglima TNI periode 2013-2015 itu juga meminta UIII mampu mengubah pandangan miring masyarakat dunia terhadap Islam. Untuk itu, ia menekankan pentingnya UIII memperkuat diplomasi Islam kepada negara-negara dunia terutama di Australia serta di kawasan Amerika dan Eropa.
"Kita perlu juga menargetkan mahasiswa dari negara-negara yang masih berpikir bahwa Islam di Indonesia dipenuhi dengan teroris. Jadi, kita bisa meluruskan di situ," ucap Moeldoko.
UIII merupakan satu-satunya PSN di bidang pendidikan setelah Presiden Joko Widodo menandatangani Perpres Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian UIII pada 29 Juni 2016.
Kampus tersebut diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan Islam yang berkualitas global dan menjadi panutan bagi peradaban Islam di seluruh dunia.
Moeldoko pada Senin hari ini menerima kedatangan Jamhari di Gedung Bina Graha, Jakarta.
Jamhari menyampaikan saat ini UIII masih dalam proses pembebasan lahan untuk pemberdayaan aset, di mana masih ada 10 persen dari 142,5 hektare lahan yang belum bisa dibebaskan.
"Pemerintah sudah menyiapkan dana kerahiman sebagai santunan bagi warga terdampak. Hanya saja warga yang mendaftar belum banyak sehingga proses pembebasan lahan belum seratus persen tuntas," ucap Jamhari sebagaimana keterangan dari Kantor Staf Presiden (KSP).
Pada kesempatan itu, Jamhari juga meminta dukungan KSP untuk menjembatani dengan Kementerian Keuangan dan Kementerian Agama agar UIII yang sudah berstatus Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH) memiliki keleluasaan dalam mengelola anggaran pendidikan.
"Ini menjadi penting agar kami (UIII) bisa dengan cepat melakukan pemberdayaan dan pengembangan," kata dia.
Baca juga: 199 warga penggarap lahan UIII terima santunan
Baca juga: UIII buka Program Studi Perubahan Iklim
Merespons hal tersebut, Moeldoko berkomitmen untuk mendukung berbagai upaya pengembangan UIII. Terlebih, kampus yang berada di Kota Depok, Jawa Barat tersebut merupakan satu-satunya proyek strategis nasional (PSN) di bidang pendidikan.
"UIII ini ikon baru dan satu-satunya kampus fenomenal hasil karya Presiden Jokowi. Tentu kami (KSP) akan mendukung penuh pengembangannya," ucap Moeldoko.
Panglima TNI periode 2013-2015 itu juga meminta UIII mampu mengubah pandangan miring masyarakat dunia terhadap Islam. Untuk itu, ia menekankan pentingnya UIII memperkuat diplomasi Islam kepada negara-negara dunia terutama di Australia serta di kawasan Amerika dan Eropa.
"Kita perlu juga menargetkan mahasiswa dari negara-negara yang masih berpikir bahwa Islam di Indonesia dipenuhi dengan teroris. Jadi, kita bisa meluruskan di situ," ucap Moeldoko.
UIII merupakan satu-satunya PSN di bidang pendidikan setelah Presiden Joko Widodo menandatangani Perpres Nomor 57 Tahun 2016 tentang Pendirian UIII pada 29 Juni 2016.
Kampus tersebut diharapkan dapat menjadi pusat pendidikan Islam yang berkualitas global dan menjadi panutan bagi peradaban Islam di seluruh dunia.
Pewarta: Benardy Ferdiansyah
Editor: Indra Gultom
Copyright © ANTARA 2024
Tags: