Pertumbuhan industri minuman ringan meningkat
17 Januari 2014 16:48 WIB
Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat meletakan batu pertama menandai dimulainya pembangunan Pabrik Minuman Ringan Berkarbonasi PT. Multi Bintang Indonesia di Mojokerto, 17 Januari 2014. (kemenperin.go.id)
Mojokerto (ANTARA News) - Pertumbuhan sektor industri minuman ringan mengalami kenaikan pada tahun 2013, bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
Terjadi peningkatan sebanyak 3 persen pada tahun 2013. Tahun 2012 pertumbuhannya sebanyak 8 persen dan 2013 menjadi 11 persen. Khusus untuk minuman ringan berkarbonasi, pertumbuhan rata-ratanya sebesar 2,6 persen. Ekspor minuman ringan pun meningkat.
"Ekspor minuman ringan meningkat, tahun 2012 dari 36 juta (dolar AS) menjadi 44 juta," kata Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto saat konferensi pers peletakan batu pertama pabrik minuman bebas alkohol PT Multi Bintang Indonesia Tbk, Jumat siang.
Tahun sebelumnya, lanjutnya, terjadi peningkatan mencapai 100 persen pada 2011 dan 2012. Tahun 2011, tercatat ekspor minuman ringan senilai 18,358 juta dolar. Tahun berikutnya, nilainya bertambah menjadi 36,105 juta dolar.
"Pengembangan industri makanan dan minuman ke depan masih mempunyai prospek yang baik khususnya untuk memenuhi pasar dalam negeri," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Namun dari segi konsumsi perkapita minuman ringan berkarbonasi, Indonesia cukup rendah bila dibandingkan dengan negara ASEAN. Malaysia mengonsumsi minuman ringan berkabornasi 18,96 liter/tahun, Singapura 31,36 liter/tahun, Thailand 32,23 liter/tahun, dan Filipina 34,13 liter/tahun.
Pertumbuhan sub sektor industri makanan, minuman, dan tembakau pada kuartal III tahun 2013 sebesar 3,45 persen. Industri makanan, minuman, dan tembakau memegang peranan penting dalam pembangunan sektor industri, terutama kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non-migas, yaitu sebesar 35,43 persen pada tahun 2013.
Terjadi peningkatan sebanyak 3 persen pada tahun 2013. Tahun 2012 pertumbuhannya sebanyak 8 persen dan 2013 menjadi 11 persen. Khusus untuk minuman ringan berkarbonasi, pertumbuhan rata-ratanya sebesar 2,6 persen. Ekspor minuman ringan pun meningkat.
"Ekspor minuman ringan meningkat, tahun 2012 dari 36 juta (dolar AS) menjadi 44 juta," kata Direktur Jenderal Agro Kementerian Perindustrian Panggah Susanto saat konferensi pers peletakan batu pertama pabrik minuman bebas alkohol PT Multi Bintang Indonesia Tbk, Jumat siang.
Tahun sebelumnya, lanjutnya, terjadi peningkatan mencapai 100 persen pada 2011 dan 2012. Tahun 2011, tercatat ekspor minuman ringan senilai 18,358 juta dolar. Tahun berikutnya, nilainya bertambah menjadi 36,105 juta dolar.
"Pengembangan industri makanan dan minuman ke depan masih mempunyai prospek yang baik khususnya untuk memenuhi pasar dalam negeri," kata Menteri Perindustrian MS Hidayat.
Namun dari segi konsumsi perkapita minuman ringan berkarbonasi, Indonesia cukup rendah bila dibandingkan dengan negara ASEAN. Malaysia mengonsumsi minuman ringan berkabornasi 18,96 liter/tahun, Singapura 31,36 liter/tahun, Thailand 32,23 liter/tahun, dan Filipina 34,13 liter/tahun.
Pertumbuhan sub sektor industri makanan, minuman, dan tembakau pada kuartal III tahun 2013 sebesar 3,45 persen. Industri makanan, minuman, dan tembakau memegang peranan penting dalam pembangunan sektor industri, terutama kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) industri non-migas, yaitu sebesar 35,43 persen pada tahun 2013.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: