AJI: media online buka ruang baru demokrasi
16 Januari 2014 15:01 WIB
Manfaatkan Mobil Internet Sejumlah anak-anak memanfaatkan akses internet pada Mobil Pelayanan Internet Kecamatan (MPLIK) di perkampungan nelayan pantai Pasie Nan Tigo, Kec.Koto Tangah, Padang, Sumbar, Sabtu (20/10). MPLIK bantuan Kementerian Komunikasi dan Informatika tersebut memudahkan masyarakat terpencil dalam mengakses internet sekaligus sebagai upaya mengatasi kesenjangan digital antara pusat kota dan daerah terpencil. (ANTARA/Iggoy el Fitra)
Jakarta (ANTARA News) - Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia, Eko Maryadi mengungkapkan adanya interaksi di media online dalam bentuk kolom komentar, forum dan
blog, mampu menciptakan ruang publik yang menguatkan terselenggaranya
demokrasi.
"Ketika semua orang bebas menyampaikan gagasan dan kritik secara terbuka melalui media online, maka internet dapat memberi ruang baru bagi partisipasi demokrasi," kata Eko dalam seminar bertajuk "Tata Kelola Internet dan Kebebasan Media Berbasis Internet" yang memaparkan hasil studi mengenai internet, media online dan demokrasi di Indonesia.
Media online, menurut Eko, harus mampu tumbuh pesat menguatkan partisipasi publik dengan tidak hanya menguatkan isu nasional, tapi juga mencakup isu-isu lokal bagi masyarakat daerah.
Media online sebagai ruang publik juga harus mampu memupuk transparansi, toleransi dan kesetaraan.
Namun, sebagai dunia baru dalam demokrasi, eko mengungkapkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi media online.
"Tiga tantangan itu yakni berupa konten yang bisasanya berhubungan dengan etika, infrastruktur internet ke daerah terpencil dan kompetisi global media dengan content agregator, Google dan media-media sosial," kata Eko.
Selain itu, Indonesia juga memerlukan UU Tata Kelola Internet dan komisi independen yang dapat mengatur internet yang lebih baik karena UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tidak lagi memadai untuk menangani kasus-kasus terkini media online, ungkap Eko.
"Ketika semua orang bebas menyampaikan gagasan dan kritik secara terbuka melalui media online, maka internet dapat memberi ruang baru bagi partisipasi demokrasi," kata Eko dalam seminar bertajuk "Tata Kelola Internet dan Kebebasan Media Berbasis Internet" yang memaparkan hasil studi mengenai internet, media online dan demokrasi di Indonesia.
Media online, menurut Eko, harus mampu tumbuh pesat menguatkan partisipasi publik dengan tidak hanya menguatkan isu nasional, tapi juga mencakup isu-isu lokal bagi masyarakat daerah.
Media online sebagai ruang publik juga harus mampu memupuk transparansi, toleransi dan kesetaraan.
Namun, sebagai dunia baru dalam demokrasi, eko mengungkapkan sejumlah tantangan yang harus dihadapi media online.
"Tiga tantangan itu yakni berupa konten yang bisasanya berhubungan dengan etika, infrastruktur internet ke daerah terpencil dan kompetisi global media dengan content agregator, Google dan media-media sosial," kata Eko.
Selain itu, Indonesia juga memerlukan UU Tata Kelola Internet dan komisi independen yang dapat mengatur internet yang lebih baik karena UU Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE) tidak lagi memadai untuk menangani kasus-kasus terkini media online, ungkap Eko.
Pewarta: Try Reza Essra
Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2014
Tags: