Ketua Pokja Penguatan Literasi Sekolah Kemenkes Nurfa Fatayani mengatakan literasi tersebut penting tidak hanya untuk mempersiapkan Indonesia Emas 2045, namun juga mempertimbangkan banyaknya masalah kesehatan pada usia sekolah.
“Survei Kesehatan Indonesia 2023 menemukan 58 persen anak usia 10-14 tahun kurang aktivitas fisik, kemudian konsumsi makanan manis atau gula yang juga tinggi. Kondisi ini berimbas terhadap hasil prevalensi diabetes rata-rata warga Indonesia yang meningkat di tahun 2023,” kata Nurfa dalam lokakarya secara daring bertajuk “Penguatan pendidikan kesehatan di satuan pendidikan serta pemanfaatan perangkat ajar kesehatan” di Jakarta pada Sabtu.
Baca juga: Ditjen PAUD ingatkan pentingnya literasi kesehatan pada anak
Topik lainnya ialah edukasi tidak merokok, tidak konsumsi alkohol, rutin aktivitas fisik/ olahraga, kesadaran tentang resiko dan kecelakaan lalu lintas, pertolongan pertama, imunisasi, pemeriksaan kesehatan rutin, memahami penyakit penyebab kematian tertinggi di Indonesia, dan kesiapsiagaan bencana.
Ia pun menerangkan pihaknya berkolaborasi bersama Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) dan Kementerian Agama (Kemenag) telah menyusun 22 topik kesehatan tersebut ke dalam 154 bahan ajar, mulai dari jenjang Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sederajat hingga jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dalam bentuk infografik, komik, video, maupun kartun bermain.
Baca juga: Transformasi literasi kesehatan 6.0
Baca juga: Konsultan kesehatan: Literasi kesehatan penting untuk tekan stunting
Baca juga: Erha As.U.Wsh tingkatkan literasi kesehatan anak usia dini di Cikarang