Warsawa (ANTARA News) - Polandia, penyumbang besar pasukan dalam perang pimpinan AS di Afghanistan, akan mengurangi separuh pasukannya menjadi 500 prajurit pada Mei, kata Menteri Pertahanan Tomasz Siemoniak, Rabu.

Polandia sebelumnya berencana mempertahankan 1.000 prajuritnya di Afghanistan sampai akhir tahun ini sebagai bagian dari pasukan ISAF pimpinan NATO, lapor AFP.

"Dalam kesepakatan dengan sekutu-sekutu kami, kami memutuskan mempercepat penarikan pasukan kami," kata Siemoniak kepada wartawan.

"Semua peralatan berat seperti kendaraan lapis baja dan helikopter juga akan kembali ke Polandia pada Mei," tambahnya.

Sebagian besar pasukan NATO di Afghanistan akan ditarik pada akhir 2014.

Namun, AS saat ini sedang melakukan perundingan untuk mencapai perjanjian keamanan jangka panjang dengan Afghanistan sehingga ribuan prajurit AS bisa tetap berada di negara itu untuk memberikan pelatihan dan bantuan setelah misi tempur pasukan NATO berakhir pada Desember mendatang.

Satuan Polandia, yang ditempatkan di Afghanistan sejak 2002, saat ini bertanggung jawab atas keamanan di provinsi Ghazni, Afghanistan tenggara. Pada November, satuan itu berjumlah sekitar 1.100 prajurit.

Sebanyak 43 prajurit Polandia tewas di Afghanistan sejak 2002.

Taliban, yang memerintah Afghanistan sejak 1996, mengobarkan pemberontakan sejak digulingkan dari kekuasaan di negara itu oleh invasi pimpinan AS pada 2001 karena menolak menyerahkan pemimpin Al Qaida Osama bin Laden, yang dituduh bertanggung jawab atas serangan di wilayah Amerika yang menewaskan sekitar 3.000 orang pada 11 September 2001.

Sekitar 130.000 personel Pasukan Bantuan Keamanan Internasional (ISAF) pimpinan NATO yang berasal dari puluhan negara dikirim ke Afghanistan untuk membantu pemerintah Kabul memerangi pemberontakan Taliban dan sekutunya.

Gerilyawan Taliban sangat bergantung pada penggunaan bom pinggir jalan dan serangan bunuh diri untuk melawan pemerintah Afghanistan dan pasukan asing yang ditempatkan di negara tersebut.

Bom rakitan yang dikenal sebagai IED (peledak improvisasi) mengakibatkan 70-80 persen korban di pihak pasukan asing di Afghanistan, menurut militer.

Presiden Afghanistan Hamid Karzai dan negara-negara Barat pendukungnya telah sepakat bahwa semua pasukan tempur asing akan kembali ke negara mereka pada akhir 2014, namun Barat berjanji memberikan dukungan yang berlanjut setelah masa itu dalam bentuk dana dan pelatihan bagi pasukan keamanan Afghanistan.

NATO bertujuan melatih 350.000 prajurit dan polisi Afghanistan pada akhir 2014 untuk menjamin stabilitas di negara itu, namun tantangan-tantangan tetap menghadang dalam proses peralihan itu.

Desersi, penugasan yang buruk dan semangat rendah termasuk diantara masalah utama yang menyulitkan para komandan NATO dan Afghanistan.

Pada Oktober 2011, Taliban berjanji akan berperang sampai semua pasukan asing meninggalkan Afghanistan.


Penerjemah: Memet Suratmadi