Surabaya (ANTARA News) - Program Studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya menerima 98 mahasiswa miskin melalui program "Bidik Misi 2013" yang didukung Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.

"Dari 24.020 mahasiswa baru yang diterima Unair tercatat 5.684 mahasiswa atau 21 persen yang menerima beasiswa dari 35 jenis beasiswa," kata Direktur Kemahasiswaan Unair Drs Koko Srimulyo M.Si di Surabaya, Rabu.

Namun, katanya, 3.000 dari 5.684 mahasiswa penerima beasiswa itu tercatat menerima beasiswa dari program Bidik Misi yang merupakan program Kemdikbud.

"Sesuai Undang-Undangan Pendidikan Nasional Nomor 12 Tahun 2012, pemerintah menargetkan bahwa perguruan tinggi negeri (PTN) wajib memberikan beasiswa kepada minimal 20 persen mahasiswanya, tapi Unair sudah memenuhi hingga 21 persen," katanya.

Bahkan, 98 dari 3.000 mahasiswa penerima beasiswa Bidik Misi itu diterima pada jurusan favorit di FK Unair. "Itu menunjukkan bahwa mahasiswa dari keluarga tidak mampu pun bisa menjadi dokter, asalkan memenuhi syarat lolos seleksi," katanya.

Oleh karena itu, ia membantah rumor di masyarakat bahwa prodi Pendidikan Dokter yang dikonotasikan berbiaya tinggi itu janggal dimasuki mahasiswa penerima Bidik Misi dan Bidik Misi itu lebih banyak diberikan kepada mahasiswa program studi berbiasa rendah.

"Itu tidak benar, kalau calon mahasiswa kurang mampu itu masuk FK dengan mengajukan beasiswa Bidik Misi, kemudian tesnya lolos, maka dia meraih beasiswa Bidik Misi selama delapan semester untuk program S1 atau enam semester untuk program D3," katanya.

Didampingi Administrasi Direktorat Kemahasiswaan Unair, Dra Trijas Sarwendah, ia menjelaskan untuk prodi yang memerlukan pendidikan keprofesian atau sejenis, maka perpanjangan pendanaan sampai lulus jenjang difasilitasi oleh perguruan tinggi penyelenggara Bidik Misi.

"Dalam pemberian beasiswa Bidik Misi ini, ada yang berbeda di Unair jika dibandingkan dengan PTN lainnya. Dari beasiswa sebesar Rp6 juta per mahasiswa per semester itu, sebanyak Rp3,6 juta diberikan kepada mahasiswa sebagai biaya hidup (living cost) dan Rp2,4 juta untuk biaya pendidikan per semester," katanya.

Namun, dari Rp2,4 juta itu tercatat Rp1,250 juta/mahasiswa per semester diwujudkan untuk pembinaan "softskill" mahasiswa yang bersangkutan, antara lain Bidikmisi Outbound Leaderships, study visit FKMB Suramadu, AUMBO Study Visit Yogyakarta, Pasca Campus On Training, dan KWU Event (Pelatihan Kewirausahaan).

"Dengan pertimbangan bahwa AFTA sudah akan diberlakukan tahun 2015, maka pembinaan softskill yang diberikan berupa pelatihan kursus bahasa Inggris selama enam semester, dengan harapan mahasiswa Bidik Misi mampu menembus nilai TOEFL diatas 500," katanya.

Selain Bidik Misi, puluhan macam beasiswa antara lain beasiswa Peningkatan Prestasi Akademik yang diberikan kepada 1.225 mahasiswa, beasiswa Bantuan Belajar Masyarakat (BBM) kepada 624 mahasiswa, dan beasiswa BUMN Perduli Pendidikan kepada 135 mahasiswa.

Selanjutnya, beasiswa Bank Rakyat Indonesia kepada 100 mahasiswa, Bank Indonesia Surabaya kepada 80 mahasiswa, Mandiri Syariah kepada 30 mahasiswa, PT Indocement Tunggal Perkasa kepada 24 mahasiswa, dan sebagainya.

"Dari ke-35 macam beasiswa itu, dananya setahun mencapai Rp48,242 miliar," katanya.

(E011/N002)