Tekan kasus DBD, Pulau Seribu mulai awasi terpadu ke puskesmas
7 Juni 2024 18:30 WIB
Pengawasan, Pembinaan dan Pengendalian ( Binwasdal ) Terpadu ke sejumlah lokasi di Kabupaten Kepulauan Seribu untuk menekan penyebaran DBD.ANTARA/HO-Pemkab Kepulauan Seribu
Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Kepulauan Seribu (Pemkab Pulau Seribu) mulai melakukan pengawasan, pembinaan dan pengendalian (binwasdal) terpadu ke sejumlah puskesmas di daerah setempat untuk menekan kasus demam berdarah dengue (DBD).
“Kegiatan ini dilakukan dengan menyasar rumah-rumah warga dan Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Puskesmas Kepulauan Seribu Selatan dengan melibatkan tiga tim petugas kesehatan,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu, dr. Murniasi Hutapea di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, kegiatannya meliputi pembinaan penerapan Integrasi Layanan Terpadu ( ILP ) Puskesmas Kepulauan Seribu Utara, Koordinasi tim Sudinkes dan Puskesmas Seribu Utara dengan Kelurahan dan juru pemantau jentik (Jumantik) di tingkat RW untuk menekan angka kasus DBD di Pulau Kelapa.
Pemkab Pulau Seribu juga mengajak masyarakat di daerah kepulauan tersebut menjadi jumantik mandiri di daerah tempat tinggal masing-masing untuk mencegah penyebaran DBD.
“Kita ajak warga juga untuk melakukan jumantik mandiri melalui pelaksanaan pemeriksaan jentik di lingkungan rumah sendiri sepekan dua kali,” katanya.
Baca juga: Perbedaan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus penyebab DBD
Baca juga: PSN 3M Plus jadi solusi paling efektif berantas DBD di Jakarta Pusat
Ia mengatakan dengan meningkatnya kasus DBD diharapkan menjadi perhatian seluruh masyarakat, termasuk di Kepulauan Seribu.
DBD adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk aedes aegypti yang kerap ada saat musim hujan di daerah tropis atau subtropis.
“Kami meminta kepada masyarakat untuk menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) demi mencegah DBD dan ini penting dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik tingkat RT dan RW," katanya.
Kemudian, pihaknya juga melakukan pengawasan pangan industri rumah tangga yang dilakukan di Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua.
Selanjutnya Binwasdal Program Gizi, Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat di Pulau Kelapa, Binwasdal Sumber Daya Manusia Kesehatan Puskesmas Kepulauan Seribu Selatan dan Binwasdal Puskesmas Pembantu Pulau Pari.
Baca juga: Ini bantahan DKI terkait denda Rp50 juta bila ada jentik nyamuk
Baca juga: Jaktim siapkan denda warga Rp50 juta bila di rumah ada jentik nyamuk
"Kami berharap melalui Binwasdal Terpadu program kesehatan di wilayah Kepulauan Seribu berjalan dengan baik dalam semua aspek," kata dia.
Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Seribu mencatat hingga 21 Mei 2024 jumlah kasus DBD di daerah itu mencapai 24 kasus.
Jumlah kasus itu tersebar di Pulau Tidung tiga kasus, Pulau Pari tiga kasus, Pulau Kelapa 10 kasus, Pulau Lancang tujuh kasus dan Pulau Panggang satu kasus.
“Kegiatan ini dilakukan dengan menyasar rumah-rumah warga dan Puskesmas Kecamatan Kepulauan Seribu Utara dan Puskesmas Kepulauan Seribu Selatan dengan melibatkan tiga tim petugas kesehatan,” kata Kepala Suku Dinas Kesehatan Kepulauan Seribu, dr. Murniasi Hutapea di Jakarta, Jumat.
Ia menjelaskan, kegiatannya meliputi pembinaan penerapan Integrasi Layanan Terpadu ( ILP ) Puskesmas Kepulauan Seribu Utara, Koordinasi tim Sudinkes dan Puskesmas Seribu Utara dengan Kelurahan dan juru pemantau jentik (Jumantik) di tingkat RW untuk menekan angka kasus DBD di Pulau Kelapa.
Pemkab Pulau Seribu juga mengajak masyarakat di daerah kepulauan tersebut menjadi jumantik mandiri di daerah tempat tinggal masing-masing untuk mencegah penyebaran DBD.
“Kita ajak warga juga untuk melakukan jumantik mandiri melalui pelaksanaan pemeriksaan jentik di lingkungan rumah sendiri sepekan dua kali,” katanya.
Baca juga: Perbedaan nyamuk aedes aegypti dan aedes albopictus penyebab DBD
Baca juga: PSN 3M Plus jadi solusi paling efektif berantas DBD di Jakarta Pusat
Ia mengatakan dengan meningkatnya kasus DBD diharapkan menjadi perhatian seluruh masyarakat, termasuk di Kepulauan Seribu.
DBD adalah penyakit yang diakibatkan oleh adanya gigitan nyamuk aedes aegypti yang kerap ada saat musim hujan di daerah tropis atau subtropis.
“Kami meminta kepada masyarakat untuk menerapkan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) demi mencegah DBD dan ini penting dilakukan untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar, baik tingkat RT dan RW," katanya.
Kemudian, pihaknya juga melakukan pengawasan pangan industri rumah tangga yang dilakukan di Pulau Kelapa dan Pulau Kelapa Dua.
Selanjutnya Binwasdal Program Gizi, Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat di Pulau Kelapa, Binwasdal Sumber Daya Manusia Kesehatan Puskesmas Kepulauan Seribu Selatan dan Binwasdal Puskesmas Pembantu Pulau Pari.
Baca juga: Ini bantahan DKI terkait denda Rp50 juta bila ada jentik nyamuk
Baca juga: Jaktim siapkan denda warga Rp50 juta bila di rumah ada jentik nyamuk
"Kami berharap melalui Binwasdal Terpadu program kesehatan di wilayah Kepulauan Seribu berjalan dengan baik dalam semua aspek," kata dia.
Suku Dinas Kesehatan Kabupaten Kepulauan Seribu mencatat hingga 21 Mei 2024 jumlah kasus DBD di daerah itu mencapai 24 kasus.
Jumlah kasus itu tersebar di Pulau Tidung tiga kasus, Pulau Pari tiga kasus, Pulau Kelapa 10 kasus, Pulau Lancang tujuh kasus dan Pulau Panggang satu kasus.
Pewarta: Mario Sofia Nasution
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2024
Tags: