"Yang saya perjuangkan agar daerah saya bisa terdongkrak dan lebih diperhatikan lagi oleh pemerintah, seperti pembangunan infrastruktur jalan, fasilitas olahraga, dan lain-lain," kata Jeka saat menjawab pertanyaan wartawan di Jakarta, Jumat, melalui daring Zoom, terkait pertandingannya melawan petarung UFC lainnya, Westin Wilson asal Amerika Serikat (AS).
Ia menegaskan bahwa percuma bisa berhasil dan sukses di UFC, bila tidak bisa membawa perubahan untuk daerah kelahirannya.
"Apa artinya sebuah prestasi kalau tidak bermanfaat untuk masyarakat dan orang sekitar," ujar dia.
Ia merasa miris dengan kondisi anak muda yang banyak terjerat kasus kriminal seperti jadi pelaku begal, pengguna atau pemakai narkoba, dan lainnya.
Menurut dia, hal itu terjadi karena masih kurangnya perhatian dari pemangku kepentingan (stakeholder) untuk menyiapkan tempat beraktivitas produktif bagi anak-anak muda, sehingga mereka melampiaskan aktivitasnya ke arah jalan yang salah.
Ia membeberkan, sangat penting untuk membangun fasilitas infrastruktur dan ekosistem olahraga, agar bisa menarik minat anak muda untuk menjadikan olahraga sebagai pilihan atau jalan hidup untuk berprestasi, sehingga meninggalkan kegiatan yang negatif.
Baca juga: Jeka Saragih membuka jalan petarung Indonesia bersinar di UFC
Baca juga: Jeka Saragih ingin prestasinya di UFC diikuti generasi muda
"Saya sejak 2019 telah melatih dan memfasilitasi ratusan anak muda di Kabupaten Simalungun untuk bisa menjadi petarung mixed martial art (MMA) atau UFC," ujar dia.Baca juga: Jeka Saragih membuka jalan petarung Indonesia bersinar di UFC
Baca juga: Jeka Saragih ingin prestasinya di UFC diikuti generasi muda
Petarung andalan Indonesia, Jeka Saragih, kembali bertarung dalam laga keduanya di UFC Fight Night, Las Vegas, AS, pada Minggu (16/6) mendatang, guna menantang petarung asal Amerika Serikat, Westin Wilson.
Pada pertandingan UFC pertama, November tahun lalu, Jeka berhasil menang KO melawan Lucas Alexander.
Namun, pertandingan Jeka berikutnya diprediksi sengit, karena Wilson, merupakan petarung kelas bulu dengan gaya bertarung Brazilian Jiu Jitsu (BJJ) yang mengandalkan ground fighting atau pertarungan di lantai.
Petarung asal AS itu, memiliki kuncian yang sangat bagus, sebagian besar kemenangannya dilakukan dengan menggunakan teknik kuncian, terutama guillotine.
Sementara Jeka akan mengandalkan stand up fighting atau pertarungan berdiri. Meski begitu, petarung Indonesia itu mengaku telah mempelajari banyak teknik kuncian dan bantingan yang juga bisa menjadi kekuatan untuk memenangi pertarungan.
Baca juga: Jeka Saragih: Banyak belajar teknik kuncian dan bantingan selama di AS
Baca juga: Jeka Saragih: Banyak belajar teknik kuncian dan bantingan selama di AS