Bandarlampung (ANTARA News) - Ekspor biji kopi Provinsi Lampung sejak Januari hingga Desember 2013 mencapai nilai 706,2 juta US dolar dengan volume 376.555 ton.

"Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan tahun 2012, yakni senilai 512 juta dolar dengan berat 243.807 ton," kata Ketua Renlitbang Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung Muchtar Lutfie di Bandarlampung, Selasa.

Ia mengatakan bahwa meningkatnya ekspor biji kopi Lampung itu karena produksi komoditas tersebut naik dibandingkan tahun lalu.

Selain itu, lanjutnya, eksportir banyak yang melepas stoknya terutama mendekati akhir tahun 2013 guna memenuhi kontrak penjualan.

Ia menjelaskan, ekspor biji kopi melaui Pelabuhan Peti Kemas Panjang Bandarlampung juga berasal dari provinsi lain, yakni Sumatera Selatan, Bengkulu, dan Jambi.

Ia menjelaskan, harga kopi sempat turun tetapi eksportir melepas stok karena khawatir harga semakin anjlok dan untuk memenuhi kontrak penjualan tahun 2013.

"Jika eksportir tidak memenuhi kontrak penjualan maka dikhawatirkan tahun depan kontraknya bisa dipotong pembeli di luar negeri," ujarnya.

Dampak penurunan harga kopi tersebut, lanjutnya, bisa dikurangi dengan terus naiknya kurs dolar AS terhadap rupiah yang belakangan dalam kisaran 12.000 per dolar AS.

Harga biji kopi robusta pada pertengahan Desember lalu di pasar internasional kembali membaik. Harga basis biji kopi robusta di Bandarlampung, sebesar Rp19.500/kg harga itu naik dibandingkan dua bulan sebelumnya yang sempat anjlok 15.902/kg.

"Saya berharap harga tersebut terus membaik sehingga harga kopi di dalam negeri kembali naik sehingga mendorong petani untuk merawat tanaman kopinya yang saat ini sedang berbunga," harapnya.

Ketua Renlitbang Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia (AEKI) Lampung itu memperkirakan, produksi kopi Lampung tahun depan bakal naik seiring siklus dua tahunan dan hujan yang belum banyak turun hingga kopi telah berbunga sejak bulan lalu.