Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mendorong X Beauty by Female Daily dapat menjadi agregator dan inkubator bagi para pelaku UMKM pada bidang kecantikan.

Staf Khusus Menteri Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kreatif Kemenkop UKM Fiki Satari saat berbicara dalam gelar wicara X Beauty di Jakarta, Kamis, mengatakan saat ini terdapat lebih dari 400 pelaku usaha dalam bidang kecantikan, bahkan sekitar 50 persen pendaftaran usaha di Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) merupakan pelaku bisnis pada bidang ini.

Oleh karena itu, Kemenkop UKM mendorong agar semakin banyak pihak yang terlibat untuk mendorong UMKM kecantikan agar terus tumbuh. Salah satunya adalah dengan menjadi agregator dan inkubator bagi pelaku usaha agar lebih mudah mendapatkan akses pembiayaan, akses pasar, dan akses bahan baku.

"Saya sudah bicara dengan teman-teman (Female Daily) agar ke depan tidak hanya jadi platform di acara saja, tetapi bisa menjadi agregator dan inkubator seperti yang sedang kami kembangkan di Kemenkop UKM,” kata Fiki.

Fiki mengapresiasi pameran X Beauty yang selama ini telah menjadi pameran bagi produk UMKM Indonesia, khususnya yang bergerak di sektor kecantikan. Dia berharap acara serupa dapat lebih masif penyelenggaraannya di berbagai kota di Indonesia.

Meski sektor kecantikan cukup prospektif, Fiki mengatakan bahwa pelaku UMKM di bidang ini menghadapi tantangan yang cukup berat, seperti bahan baku yang mayoritas masih impor. Kemudian kemasan produk yang dihasilkan juga masih didominasi oleh impor.

“Maka kami juga sudah membuat regulasi untuk melindungi UMKM dan pasar lokal agar bisa lebih bersaing dengan produk impor,” kata Fiki.

Fiki menyampaikan bahwa Kemenkop UKM telah membangun beberapa rumah produksi bersama (RPB) di beberapa provinsi di Indonesia untuk memfasilitasi produksi bahan baku UMKM dari hulu ke hilir.

Ia mencontohkan nilam, komoditas penting dalam industri parfum, akan mendapatkan dorongan baru dengan pembangunan pabrik atau RPB di lima kabupaten di Aceh: Aceh Besar, Aceh Selatan, Aceh Tamiang, Nagan Raya, dan Gayo Lues. Masing-masing daerah akan memiliki dua rumah produksi nilam.

Untuk mengelola rumah produksi nilam, akan dibentuk koperasi petani produsen dan penyuling nilam. Mereka akan diberikan pelatihan kelembagaan, transfer teknologi produksi hingga pemasaran.

Baca juga: Tokopedia Beauty Awards 2022 ajang apresiasi pelaku industri lokal
Baca juga: Indonesia berpotensi jadi kiblat kecantikan karena kekhasannya