Jakarta (ANTARA) - Dua pabrikan besar Jepang, yang memasarkan kendaraan mereka di Indonesia yaitu Astra Daihatsu Motor (ADM) dan Honda Prospect Motor (HPM), meyakini keterpurukan yang terjadi pada kuartal pertama 2024 tidak akan berlanjut pada kuartal kedua tahun ini.

Marketing & Customer Relations Division Head PT Astra International Tbk. Daihatsu Sales Operation Tri Mulyono meyakini bahwa hingga pengujung kuartal kedua industri otomotif akan semakin bertumbuh.

“Daihatsu mengharapkan di pengujung kuartal 2 tahun ini, pasar otomotif dapat terus bertumbuh,” kata Tri Mulyono kepada ANTARA, Kamis.

Untuk menumbuhkan minat beli ke konsumen Indonesia, pihaknya akan terus menggencarkan berbagai hal positif yang memberikan dampak baik bagi industri tersebut di Tanah Air.

Program penjualan yang dibutuhkan oleh masyarakat dalam kondisi saat ini juga akan terus digencarkan oleh Daihatsu Indonesia. Baik program untuk konsumen yang melakukan pembelian secara tunai maupun bertahap yang memang menjadi tulang punggung penjualan di berbagai jenama atau brand.

“Daihatsu terus memberikan program penjualan dan purnajual yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, baik untuk pembelian tunai ataupun pembelian kredit,” lanjut dia.

Konsumen yang melakukan pembelian secara kredit atau bertahap, juga akan diberikan berbagai kemudahan untuk mendapatkan kendaraan yang memang dibutuhkan, khususnya untuk pembelian kredit, yang memberikan kontribusi 80 persen terhadap total penjualan Daihatsu.

Hal yang sama juga dikemukakan oleh pabrikan berlogo H tegak yaitu PT Honda Prospect Motor (HPM), yang mana pihaknya akan terus berupaya untuk bisa mengembalikan kejayaan penjualan kendaraan pada kuartal kedua tahun ini.

“Kami terus memonitor perkembangan ini dengan terus memberikan nilai lebih dengan program penjualan yang mudah dan meringankan ke konsumen dalam memiliki dan merawat kendaraannya,” ucap Sales & Marketing and After Sales Director PT Honda Prospect Motor (HPM) Yusak Billy kepada ANTARA.

Penjualan kendaraan pada bulan Mei sudah memberikan tanda-tanda perbaikan dibandingkan dengan bulan-bulan sebelumnya yang mengalami penurunan akibat banyak tanggal merah.

“Untuk awal Q2 (kuartal 2) memang dipengaruhi oleh libur Hari Raya, yang memengaruhi total penjualan pada bulan April. Akan tetapi, bulan Mei sudah kembali naik walaupun belum normal,” tegas dia.

Untuk menjaga tren yang sudah membaik ini, HPM akan terus melakoni berbagai kerja sama dengan pihak-pihak perusahaan pembiayaan yang memang menjadi andalan masyarakat Indonesia untuk membeli kendaraan.

Pihaknya terus menjalin kerjasama dengan lembaga pembiayaan untuk bisa memberikan program penjualan yang meringankan dan memudahkan konsumen dalam memiliki kendaraan.

Data sebelumnya menunjukkan penjualan kendaraan pada kuartal pertama 2024 mengalami penurun yang begitu drastis.

Pada awal tahun Januari sampai dengan Maret, penjualan kendaraan, menurut catatan Gaikindo, hanya berhasil menyentuh angka 215.069 unit atau turun sebanyak 23,9 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang berhasil mencapai 282.601 unit.

Adapun penjualan secara ritel (dari diler ke konsumen), Gaikindo mencatat sebanyak 230.778 unit atau turun sebanyak 15 persen dari total yang terjual tahun lalu sebanyak 271.423 unit.

Hal ini karena adanya kegiatan Pemilihan Umum 2024 dan juga isu ekonomi global, yang membuat masyarakat mengurungkan niatnya untuk membeli kendaraan baru pada saat itu.

“Pada periode Q1 2024 di Indonesia sendiri memiliki agenda pemilihan umum yang menjadikan masyarakat wait and see untuk merealisasikan pembelian kendaraannya,” ucap Tri Mulyono.

“Namun demikian, pertumbuhan ekonomi yang terjadi selama periode tersebut juga sangat berpengaruh dalam membentuk pasar otomotif Indonesia, selain tentunya kebijakan moneter global,” tambah dia.

Meski begitu, terdapat beberapa segmen yang mengalami peningkatan drastis pada kuartal awal tahun 2024, seperti yang terjadi pada segmen kendaraan elektrik.

Pada kuartal tersebut, kendaraan berbasis baterai tersebut mengalami peningkatan hingga 200 persen lebih atau tepatnya sebanyak 228,5 persen dibandingkan dengan tahun lalu.

Pada periode tersebut, penjualan wholesales (dari pabrik ke diler) meningkat sebanyak 5.882 unit selama periode Januari hingga Maret 2024. Jika berkaca pada tahun sebelumnya, penjualan wholesales hanya berhasil mencapai angka 1.793 unit.

Peningkatan yang begitu drastis juga turut diimbangi dengan banyaknya jenama yang masuk ke pasar Indonesia dan membawa kendaraan di segmen elektrik. Terlebih, brand-brand China yang begitu masif berdatangan ke Indonesia.

Tidak hanya datang dengan membawa kendaraan elektrik, jenama China juga dikenal dengan berani untuk membawa berbagai inovasi yang mereka tanam di kendaraan elektrik mereka melalui fitur-fitur canggih dengan harga yang cukup bersaing.

Kehadiran banyak jenama otomotif dari China, terutama berbasis kendaraan listrik, memang memberi pilihan lebih beragam kepada konsumen.

Namun, pakar otomotif sekaligus akademikus Institut Teknologi Bandung (ITB) Yannes Martinus Pasaribu menyatakan bahwa kemungkinan tren penjualan kendaraan pada kuartal pertama 2024 masih akan berlanjut, jika beberapa hal masih terus berlangsung.

Beberapa hal yang dimaksud adalah pertumbuhan ekonomi nasional yang melambat, harga bahan bakar semakin tinggi, suku bunga naik, di luar adanya gangguan chip global dan situasi pascamusim mudik Lebaran 2024.

Selain itu berbagai hal yang diprediksi banyak ekonom, yakni terjadinya situasi potensi Indonesia akan terjebak dalam middle income trap serta meningkatnya ketimpangan pendapatan.

Editor: Achmad Zaenal M