"Kita sudah turun langsung menyosialisasikan pentingnya pembangunan Sabo Dam ini sebagai langkah mitigasi bencana dan masyarakat memahami hal tersebut," katanya di Batusangkar, Kamis.
Ia mengatakan berkaca dari dampak bencana banjir lahar hujan yang meluluhlantakkan beberapa kecamatan di Tanah Datar pada 11 Mei 2024, pembangunan Sabo Dam tersebut sangat dibutuhkan.
Apalagi sebagian besar dari 25 sungai yang berhulu di Gunung Marapi melalui wilayah Kabupaten Tanah Datar sehingga langkah antisipasi harus diambil.
Eka Putra mengatakan sebagai langkah antisipasi ke depan, pihaknya telah membentuk Tim Ekspedisi Batang Sigarungguang guna membersihkan material di aliran sungai tersebut.
"Kami juga telah bentuk tim ekspedisi untuk melihat potensi bencana dan membersihkan material di aliran sungai, dan kami berharap nantinya pembangunan Sabo Dam di Batang Sigarungguang menjadi salah satu titik prioritasnya," katanya.
Baca juga: Gubernur: Luapan Ngarai Sianok akibat penumpukan sedimen
"Dari 56 Sabo Dam, 40 di antaranya berada di Tanah Datar karena memang banyak hulu sungai di wilayah ini, dan untuk tahun 2024 akan mulai dibangun enam sampai delapan Sabo Dam yang disesuaikan hasil investigasi tim di lapangan, sisanya akan dilakukan di tahun 2025 dan 2026," katanya.
Menurutnya pembangunan Sabo Dam itu bermanfaat untuk menahan dan mengurangi kecepatan aliran air ataupun lahar yang membawa material, sehingga bisa meminimalisasi risiko bencana banjir.
"Untuk pembangunan Sabo Dam telah dianggarkan Rp25 miliar per unit, sehingga untuk enam sampai delapan Sabo Dam yang bakal dibangun tahun ini menelan biaya Rp150 sampai Rp200 miliar," ujarnya.
Ia berharap dukungan pemerintah daerah bersama masyarakat untuk terealisasinya pelaksanaan pembanguna Sabo Dam itu.
Baca juga: Ahli geologi sarankan tiga langkah mitigasi di kawasan Gunung Marapi
Baca juga: Demolisi berhasil hancurkan batu Gunung Marapi di Agam