"Sungai Sianok ini kewenangan provinsi, namun kami berinisiatif untuk mengeruk dan membersihkan aliran sungai terlebih dahulu mengingat curah hujan masih tinggi, khawatir banjir kembali," kata Kepala Dinas PUPR Bukittinggi, Rahmat AE, Kamis.
Ia mengatakan satu hari pascabanjir di Ngarai Sianok yang terjadi pada Senin (3/6), PUPR Kota Bukittinggi telah melakukan pengerukan awal material pasir di dasar sungai karena tinggi pasir sudah mendekati bantaran tepi sungai.
"Sejak dinormalisasi tahun 2018 lalu, sampai sekarang telah terjadi pendangkalan Sungai Sianok, akibatnya air naik hingga terjadi banjir saat jebolnya atau naiknya debit air di arah hulu," kata Rahmat.
PUPR menurunkan alat berat untuk mengeruk material pasir di dasar sungai dengan pengerukan awal dilakukan untuk membentuk aliran sungai yang telah dipenuhi material pasir.
Sementara itu Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah saat meninjau dampak bencana di Bukittinggi mengatakan sedimen yang digali akan dijadikan sebagai timbunan pada bagian kiri dan kanan bahu sungai agar mengokohkan dinding sungai ketika terjadi peningkatan debit air.
"Langkah ini diharapkan mampu mencegah runtuhan-runtuhan selanjutnya termasuk penanaman pohon di sepanjang bibir sungai," katanya.
Selain itu gubernur juga menyarankan agar pemerintah daerah membangun semacam cek dam di daerah Bukik Sampik. Langkah-langkah itu diharapkan mampu memitigasi banjir susulan.
Baca juga: Gubernur: Luapan Ngarai Sianok akibat penumpukan sedimen
Baca juga: Dandim Agam minta warga Ngarai Sianok Bukittinggi mengungsi sementara
Baca juga: Gubernur: Luapan Ngarai Sianok akibat penumpukan sedimen
Baca juga: Dandim Agam minta warga Ngarai Sianok Bukittinggi mengungsi sementara