New York (ANTARA News) - Kurs dolar sedikit melemah terhadap euro pada Senin (Selasa pagi WIB), karena pedagang terus mencerna laporan pekerjaan AS yang secara tak terduga lemah, mengangkat spekulasi Federal Reserve akan memperlambat pemotongan stimulusnya.

Menurut laporan AFP, dalam perdagangan yang lesu, euro dibeli 1,3670 dolar pada sekitar 22.00 GMT (Selasa 05.00 WIB), naik dari 1,3663 dolar pada saat yang sama Jumat (10/1).

Yen membuat keuntungan yang mantap. Dolar turun tajam terhadap mata uang Jepang, diperdagangkan pada 102,98 yen dibandingkan dengan 104,10 yen pada Jumat. Euro jatuh menjadi 140,77 yen dari 142,32 yen.

"Dampak dari laporan pekerjaan yang lebih lemah dari perkiraan pada Jumat tampaknya akan terus bertahan," kata Zachary Griffiths, analis ekonomi di Wells Fargo Economics.

Greenback memperpanjang penurunan tajam setelah data dari Departemen Tenaga Kerja AS pada Jumat menunjukkan ekonomi hanya menambahkan 74.000 pekerjaan pada Desember, jauh di bawah perkiraan konsensus 197.000.

The Fed mengatakan berencana untuk memotong stimulus besar-besarannya pada bulan ini sebesar 10 miliar dolar AS menjadi 75 miliar dolar AS dalam pembelian aset, karena tanda-tanda perbaikan di ekonomi.

"Setelah laporan pekerjaan lemah, harapan kami untuk greenback menjadi defensif dalam jangka pendek, dan sentimen ini dapat diperpanjang jika kami mendapatkan angka-angka ekonomi lainnya yang lemah menjelang pertemuan Fed berikutnya," kata Griffiths.

Beberapa analis mengatakan data pekerjaan yang buruk akan mendorong The Fed menunda pemotongan lebih lanjut dalam pembelian obligasinya dalam pertemuan kebijakan moneter 28-29 Januari.

Dolar merosot menjadi 0,8991 franc Swiss dari 0,9020 franc Jumat.

Tetapi dolar menguat terhadap mata uang Inggris, mendorong pound turun menjadi 1,6367 dolar dari 1,6480 dolar.

(A026)