Sekjen PBB bahas perang Suriah di Irak
13 Januari 2014 23:26 WIB
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon melambaikan tangan saat ia turun dari pesawatnya di Bandara Internasional Baghdad, Irak, Senin (13/1). Ban Ki-moon tiba di Irak Senin kemarin untuk melakukan perundingan dengan Perdana Menteri Irak Nuri al-Maliki dan Menteri Luar Negeri Hoshyar Zebari. (REUTERS/Hadi Mizban/Pool )
Baghdad (ANTARA News) - Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Ban Ki-moon tiba di Baghdad pada Senin untuk melakukan pembicaraan dengan pejabat tinggi Irak tentang perang di tetangganya, Suriah.
Ban, yang kedatangannya dipastikan oleh televisi negara Irak dan masukan resmi Twitter badan dunia itu, dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Nuri Maliki dan Menteri Luar Negeri Hoshyar Zebari, lapor AFP.
Pembicaraan itu akan berpusat pada keadaan di Timur Tengah dan secara khusus pertumpahan darah di Suriah, kata pernyataan kantor Maliki.
Ban juga dijadwalkan memberikan jumpa pers pada Senin.
Kunjungannya itu berlangsung menjelang muktamar perdamaian tentang kemelut Suriah pada pekan depan di Swiss, yang dinamai Jenewa 2, untuk melibatkan pemerintah dan lawan dalam pembicaraan langsung pertama mereka.
Pembicaraan diselenggarakan di Jenewa pada Juli 2012, yang melibatkan kekuatan dunia, tapi tidak ada pemerintah Suriah atau pemberontak, berakhir dengan kesepakatan bahwa Assad dan lawannya harus memutuskan pemerintahan peralihan, yang perwakilannya disetujui semua pihak.
Kunjungan Ban itu juga terjadi saat Irak terlibat dalam pertikaian berdarah antara pasukan pemerintah dengan pejuang dan suku penentang pemerintah di Anbar, propinsi gurun dengan sebagian besar suku Sunni di Irak barat, yang berbatasan panjang dengan Suriah.
Pejabat Amerika Serikat dan Irak berbulan-bulan memperingatkan bahwa ketidakamanan di Suriah menular ke Anbar dan pejuang Sunni mendirikan kubu pelatihan dan pangkalan belakang di Anbar.
Pada awal Januari, kelompok bersenjata mengambil alih bagian dari ibukota Anbar, Ramadi, dan seluruh Fallujah, kota lain di Anbar, yang terletak hanya 60 kilometer dari Baghdad.
Itu kali pertama pejuang secara terbuka menguasai kota utama sejak pemberontakan, yang disusul serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2003.
Pertempuran meletus di wilayah Ramadi pada 30 Desember, ketika pasukan keamanan membersihkan kampung setahun unjukrasa Sunni Arab.
Kekerasan itu menyebar ke Fallujah dan pejuang pindah serta merebut kota itu dan bagian dari Ramadi setelah pasukan keamanan mundur.
Penerjemah: Boyke Soekapdjo
Ban, yang kedatangannya dipastikan oleh televisi negara Irak dan masukan resmi Twitter badan dunia itu, dijadwalkan bertemu dengan Perdana Menteri Nuri Maliki dan Menteri Luar Negeri Hoshyar Zebari, lapor AFP.
Pembicaraan itu akan berpusat pada keadaan di Timur Tengah dan secara khusus pertumpahan darah di Suriah, kata pernyataan kantor Maliki.
Ban juga dijadwalkan memberikan jumpa pers pada Senin.
Kunjungannya itu berlangsung menjelang muktamar perdamaian tentang kemelut Suriah pada pekan depan di Swiss, yang dinamai Jenewa 2, untuk melibatkan pemerintah dan lawan dalam pembicaraan langsung pertama mereka.
Pembicaraan diselenggarakan di Jenewa pada Juli 2012, yang melibatkan kekuatan dunia, tapi tidak ada pemerintah Suriah atau pemberontak, berakhir dengan kesepakatan bahwa Assad dan lawannya harus memutuskan pemerintahan peralihan, yang perwakilannya disetujui semua pihak.
Kunjungan Ban itu juga terjadi saat Irak terlibat dalam pertikaian berdarah antara pasukan pemerintah dengan pejuang dan suku penentang pemerintah di Anbar, propinsi gurun dengan sebagian besar suku Sunni di Irak barat, yang berbatasan panjang dengan Suriah.
Pejabat Amerika Serikat dan Irak berbulan-bulan memperingatkan bahwa ketidakamanan di Suriah menular ke Anbar dan pejuang Sunni mendirikan kubu pelatihan dan pangkalan belakang di Anbar.
Pada awal Januari, kelompok bersenjata mengambil alih bagian dari ibukota Anbar, Ramadi, dan seluruh Fallujah, kota lain di Anbar, yang terletak hanya 60 kilometer dari Baghdad.
Itu kali pertama pejuang secara terbuka menguasai kota utama sejak pemberontakan, yang disusul serbuan pimpinan Amerika Serikat pada 2003.
Pertempuran meletus di wilayah Ramadi pada 30 Desember, ketika pasukan keamanan membersihkan kampung setahun unjukrasa Sunni Arab.
Kekerasan itu menyebar ke Fallujah dan pejuang pindah serta merebut kota itu dan bagian dari Ramadi setelah pasukan keamanan mundur.
Penerjemah: Boyke Soekapdjo
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: