DESDM: Kerja sama Jabar-Universitas Nottingham transisikan teknologi
5 Juni 2024 21:01 WIB
Inspektur Ketenagalistrikan Dinas ESDM Jabar Dimas Aditya Philipinanto memberikan keterangan di Gedung Sate Bandung, Rabu (5/6/2024). (ANTARA/Ricky Prayoga)
Bandung (ANTARA) - Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) Jawa Barat menyebutkan bahwa kerja sama antara Jabar dan Universitas Nottingham, Inggris, dapat memunculkan transisi teknologi, dari ranah akademis ke tatanan industri.
Menurut Inspektur Ketenagalistrikan DESDM Jabar Dimas Aditya Philipinanto, kerja sama Jabar dan Universitas Nottingham yang diawali oleh MoU pada tahun 2023 itu, meliputi transisi energi, penggunaan energi baru terbarukan (EBT), terutama pada sektor transportasi untuk penurunan karbon di sektor tersebut.
"Ke depannya kita berharap ada kolaborasi terutama dari segi sumber daya manusia yang bisa di-upskilling, baik di ASN di Jabar maupun lebih luas lagi untuk masyarakat. Diharapkan ke depan ada semacam transisi teknologi yang bisa diadopsi yang sekarang skalanya masih ada di ranah akademis bisa diadopsi pada sektor industri," ucap Dimas usai Diskusi Panel Towards a Sustainabel Future: Driving Global Partnerships for Human Capital Devlopment in Renewable Energy and Green Economy, di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Baca juga: Jabar-Inggris kembangkan kerja sama peningkatan kapasitas SDM
Untuk teknologi yang akan dikembangkan dalam waktu dekat lewat kerja sama Jabar dengan Universitas Nottingham, kata Dimas, adalah pengembangan konversi kendaraan roda dua berbahan bakar fosil ke elektrik.
Pasalnya, berdasarkan informasi yang didapatkannya, Universitas Nottingham memiliki penelitian dari sektor konversi khususnya kendaraan roda dua, bahkan telah mengembangkan motor elektrik untuk balapan dengan kekuatan 250 cc.
"Regulasinya yang baru ada di Indonesia adalah untuk roda dua, dan pengembangan penelitian mereka juga terkait roda dua elektrik untuk balapan. Konversi itu yang bisa dimasukkan ke kita. Semoga bertukar teknologi dengan mereka itu membuat teknologi yang efisien bisa diterapkan di Jabar," ujarnya.
Baca juga: Jabar perluas peluang kerja sama dengan Jerman terkait pekerja migran
Hal tersebut, menurut dia, juga sesuai untuk diterapkan di Jabar karena teknologi dan bisnisnya lebih bisa dijangkau dan diaplikasikan oleh masyarakat luas di Jabar, termasuk bagaimana meminimalisir dampak lingkungan dari baterai kendaraan elektrik.
Melalui kerja sama dengan Universitas Nottingham, akan membuka lebih jauh lagi teknologi yang dikembangkan universitas untuk diaplikasikan oleh Jabar, karena Universitas Nottingham tergabung dalam konsorsium bersama Universitas Warwick (Inggris) dan lainnya, serta kampus dalam negeri yakni IPB, ITB, dan UGM.
Baca juga: Kerja sama dengan Korsel diharapkan tingkatkan ekonomi perempuan Jabar
"Ini jadi kunci kita untuk mengakses semua teknologi yang dikembangkan universitas untuk dikembangkan oleh Jabar, terutama di sektor industri," tuturnya.
Menurut Inspektur Ketenagalistrikan DESDM Jabar Dimas Aditya Philipinanto, kerja sama Jabar dan Universitas Nottingham yang diawali oleh MoU pada tahun 2023 itu, meliputi transisi energi, penggunaan energi baru terbarukan (EBT), terutama pada sektor transportasi untuk penurunan karbon di sektor tersebut.
"Ke depannya kita berharap ada kolaborasi terutama dari segi sumber daya manusia yang bisa di-upskilling, baik di ASN di Jabar maupun lebih luas lagi untuk masyarakat. Diharapkan ke depan ada semacam transisi teknologi yang bisa diadopsi yang sekarang skalanya masih ada di ranah akademis bisa diadopsi pada sektor industri," ucap Dimas usai Diskusi Panel Towards a Sustainabel Future: Driving Global Partnerships for Human Capital Devlopment in Renewable Energy and Green Economy, di Gedung Sate Bandung, Rabu.
Baca juga: Jabar-Inggris kembangkan kerja sama peningkatan kapasitas SDM
Untuk teknologi yang akan dikembangkan dalam waktu dekat lewat kerja sama Jabar dengan Universitas Nottingham, kata Dimas, adalah pengembangan konversi kendaraan roda dua berbahan bakar fosil ke elektrik.
Pasalnya, berdasarkan informasi yang didapatkannya, Universitas Nottingham memiliki penelitian dari sektor konversi khususnya kendaraan roda dua, bahkan telah mengembangkan motor elektrik untuk balapan dengan kekuatan 250 cc.
"Regulasinya yang baru ada di Indonesia adalah untuk roda dua, dan pengembangan penelitian mereka juga terkait roda dua elektrik untuk balapan. Konversi itu yang bisa dimasukkan ke kita. Semoga bertukar teknologi dengan mereka itu membuat teknologi yang efisien bisa diterapkan di Jabar," ujarnya.
Baca juga: Jabar perluas peluang kerja sama dengan Jerman terkait pekerja migran
Hal tersebut, menurut dia, juga sesuai untuk diterapkan di Jabar karena teknologi dan bisnisnya lebih bisa dijangkau dan diaplikasikan oleh masyarakat luas di Jabar, termasuk bagaimana meminimalisir dampak lingkungan dari baterai kendaraan elektrik.
Melalui kerja sama dengan Universitas Nottingham, akan membuka lebih jauh lagi teknologi yang dikembangkan universitas untuk diaplikasikan oleh Jabar, karena Universitas Nottingham tergabung dalam konsorsium bersama Universitas Warwick (Inggris) dan lainnya, serta kampus dalam negeri yakni IPB, ITB, dan UGM.
Baca juga: Kerja sama dengan Korsel diharapkan tingkatkan ekonomi perempuan Jabar
"Ini jadi kunci kita untuk mengakses semua teknologi yang dikembangkan universitas untuk dikembangkan oleh Jabar, terutama di sektor industri," tuturnya.
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Bambang Sutopo Hadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: