Jakarta (ANTARA) - Kementerian Perindustrian telah menyiapkan strategi standardisasi industri keramik guna memacu peningkatan kualitas dan efisiensi produksi sehingga secara langsung meningkatkan daya saing sektor tersebut di pasar domestik maupun global. "Kami mengakselerasi penerapan standardisasi di industri keramik dan mineral nonlogam untuk meningkatkan produktivitas dan daya saingnya,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Kementerian Perindustrian Andi Rizaldi dalam keterangannya di Jakarta, Rabu.

Dirinya menjelaskan penerapan standardisasi tersebut tidak hanya terkait dengan pemberlakuan Standard Nasional Indonesia (SNI) saja, melainkan juga mencakup standard industri hijau, dan standard spesifikasi teknologi industri.

Ia mengatakan strategi ini memiliki tiga peranan penting dalam peningkatan daya saing industri keramik, antara lain yakni sebagai barometer kualitas yang konsisten untuk produk keramik, sehingga memastikan bahwa barang yang dijual di pasaran memenuhi standar yang tinggi dan dapat bersaing di pasar global.

Selanjutnya, standardisasi ini dinilai mendorong inovasi teknologi produksi dan material, itu karena indikator yang berkembang memerlukan peningkatan berkelanjutan untuk memenuhi persyaratan pasar global yang ketat. Sehingga penerapan standardisasi tersebut bisa memacu inovasi teknologi sektor keramik secara masif.

Baca juga: Kemenperin: Produk semen RI diminati pasar internasional

Baca juga: Kemenperin: Peta jalan dekarbonisasi industri semen diterapkan 2025
Selain itu, strategi standardisasi ini juga memiliki peranan sebagai hambatan perdagangan non-tarif (non-tariff barrier) yang memberikan jaminan terhadap produk keramik impor supaya memenuhi persyaratan keamanan, keselamatan, dan kesehatan lingkungan hidup yang ditetapkan oleh Indonesia.

Pihaknya mencatat kinerja subsektor industri Barang Galian Non Logam (BGNL) yang membawahi industri keramik, mampu tumbuh signifikan pada triwulan IV tahun 2023 sebesar 9,17 persen. Angka ini naik dibanding triwulan I 2023 yang mengalami kontraksi minus 2,1 persen.

Ia berharap melalui penerapan standardisasi tersebut dapat memacu kontribusi sektor keramik terhadap peningkatan perekonomian nasional.

Baca juga: Kemenperin: Pengawasan impor ilegal tingkatkan kinerja sektor TPT

Baca juga: Kemenperin: Dekarbonisasi produksi semen naikkan daya saing