Jakarta (ANTARA News) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Senin pagi menguat, naik
125 poin menjadi Rp12.030 per dolar AS.

Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir mengatakan rendahnya penambahan jumlah tenaga kerja Amerika Serikat pada Desember 2013 menekan dolar AS dan menjadi sentimen positif bagi rupiah.

"Rendahnya penambahan tenaga kerja AS mengurangi kekhawatiran investor terhadap kebijakan pengurangan stimulus the Fed. Kondisi itu memberikan sentimen positif untuk rupiah," katanya.

Meski demikian, dia melanjutkan, penguatan rupiah masih bersifat sementara karena investor masih mengkhawatirkan tingginya inflasi, defisit neraca transaksi berjalan, dan perlambatan ekonomi Indonesia.

Ia memperkirakan, rupiah diperdagangkan di kisaran Rp12.000-Rp12.135 per dolar AS hari ini (13/1).

Analis pasar uang dari PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong mengatakan, pelaku pasar uang menanggapi positif keputusan Bank Indonesia (BI) mempertahankan level suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen namun masih mengkhawatirkan dampak kebijakan The Federal Reserve Amerika Serikat.

"Tapering merupakan sentimen yang kurang bagus bagi negara-negara berkembang. Sentimen pasar uang masih akan tarik-menarik ke depannya," katanya.