Dirjen PSP Kementan sebut pompanisasi di Sukabumi berjalan baik
4 Juni 2024 23:01 WIB
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Ali Jamil meninjau pompanisasi di Sukabumi, Jawa Barat, Selasa (4/6/2024). ANTARA/HO-Humas Kementan
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian (Dirjen PSP) Kementerian Pertanian (Kementan) Ali Jamil mengatakan bahwa program pompanisasi di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, berjalan dengan baik dalam meningkatkan indeks pertanaman padi di daerah tersebut.
"Jadi saya melihat progresnya pompanisasi sudah berjalan dengan sangat baik," kata Ali saat meninjau langsung program pompanisasi di Sukabumi, Selasa.
Ali menyebutkan, peningkatan indeks pertanaman (IP) padi melalui program prompanisasi di Kabupaten Sukabumi, dilakukan di tujuh kecamatan yang ada di daerah tersebut di antaranya Ciemas, Cibitung, Cidadap, hingga wilayah pesisir Pelabuhan Ratu.
“Saat ini di Kecamatan Ciemas misalnya ada sekitar 45 hektare yang terus diairi dan masih akan bertambah ke titik-titik lainnya,” ujar Ali dalam keterangan di Jakarta.
Sebagai langkah nyata, lanjut Ali, saat ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus menargetkan perluasan areal tanam (PAT) hingga 6.522 hektare khususnya di Sukabumi dengan program pompanisasi.
Ali mengatakan, rata-rata indeks pertanaman di Kecamatan Ciemas baru satu kali dalam setahun. Namun berkat pompa, progres pertanaman semakin membaik dan mengarah pada tiga kali dalam setahun.
Menurutnya, hal itu karena pemerintah terus memperkuat bibit, benih hingga pupuk yang naik 100 persen.
Baca juga: Indonesia-Uruguay kerjasama tingkatkan kualitas daging dan susu ternak
"Tadinya IP-nya baru satu kali dalam setahun artinya satu kali tanam setahun. Nah, berkat dengan adanya program Pak Presiden, Pak Menteri Pertanian semua ada potensi untuk meningkatkan indeks pertanaman padi pada lahan sawah tadah hujan di Sukabumi," jelasnya.
Lebih lanjut Ali mengatakan, perluasan areal tanam di Indonesia ditargetkan mencapai 1 juta hektare untuk mengejar ketertinggalan produksi yang sempat menurun akibat El Nino dan juga perubahan cuaca.
Target tersebut semakin terlihat mengingat pemerintah terus menambah pompa dan juga alokasi pupuk hingga 9,55 juta ton.
"Kita harapkan antara bulan Agustus atau September mendatang kita sudah panen raya. Kami yakin program pompa yang dibantu langsung jajaran TNI dapat berjalan dengan optimal," jelasnya.
PAT, kata Ali, adalah instruksi Menteri Pertanian melalui Kepmentan No. 243/2024 tentang Satgas Antisipasi Darurat Pangan untuk melalukan pertambahan areal tanam, khususnya di kabupaten Sukabumi, melalui pompanisasi dan penanaman padi gogo dalam rangka menghadapi musim kemarau panjang.
Adapun potensi sawah tadah hujan (STH) di Kabupaten Sukabumi mencapai 17.599 hektare dan sudah terealisasi 30,16 persen atau seluas 5.307,86 hektare per 30 Mei 2024.
Sementara, secara umum, program pompanisasi di Jawa Barat juga terus bergerak untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong perluasan areal tanam dan juga progres pompanisasi sebagai solusi cepat masa depan bangsa dalam menghadapi musim kering sesuai prediksi BMKG.
"Kami mendorong sepenuhnya pompanisasi untuk peningkatan produksi dan perluasan areal tanam," kata Amran.
Baca juga: Kementan perluas areal tanam untuk mitigasi dampak musim kemarau
Baca juga: Mentan pacu produksi pertanian Monokwari lewat pompanisasi-mekanisasi
Baca juga: Mentan ajak petani manfaatkan pompanisasi antisipasi musim kering
"Jadi saya melihat progresnya pompanisasi sudah berjalan dengan sangat baik," kata Ali saat meninjau langsung program pompanisasi di Sukabumi, Selasa.
Ali menyebutkan, peningkatan indeks pertanaman (IP) padi melalui program prompanisasi di Kabupaten Sukabumi, dilakukan di tujuh kecamatan yang ada di daerah tersebut di antaranya Ciemas, Cibitung, Cidadap, hingga wilayah pesisir Pelabuhan Ratu.
“Saat ini di Kecamatan Ciemas misalnya ada sekitar 45 hektare yang terus diairi dan masih akan bertambah ke titik-titik lainnya,” ujar Ali dalam keterangan di Jakarta.
Sebagai langkah nyata, lanjut Ali, saat ini pemerintah melalui Kementerian Pertanian terus menargetkan perluasan areal tanam (PAT) hingga 6.522 hektare khususnya di Sukabumi dengan program pompanisasi.
Ali mengatakan, rata-rata indeks pertanaman di Kecamatan Ciemas baru satu kali dalam setahun. Namun berkat pompa, progres pertanaman semakin membaik dan mengarah pada tiga kali dalam setahun.
Menurutnya, hal itu karena pemerintah terus memperkuat bibit, benih hingga pupuk yang naik 100 persen.
Baca juga: Indonesia-Uruguay kerjasama tingkatkan kualitas daging dan susu ternak
"Tadinya IP-nya baru satu kali dalam setahun artinya satu kali tanam setahun. Nah, berkat dengan adanya program Pak Presiden, Pak Menteri Pertanian semua ada potensi untuk meningkatkan indeks pertanaman padi pada lahan sawah tadah hujan di Sukabumi," jelasnya.
Lebih lanjut Ali mengatakan, perluasan areal tanam di Indonesia ditargetkan mencapai 1 juta hektare untuk mengejar ketertinggalan produksi yang sempat menurun akibat El Nino dan juga perubahan cuaca.
Target tersebut semakin terlihat mengingat pemerintah terus menambah pompa dan juga alokasi pupuk hingga 9,55 juta ton.
"Kita harapkan antara bulan Agustus atau September mendatang kita sudah panen raya. Kami yakin program pompa yang dibantu langsung jajaran TNI dapat berjalan dengan optimal," jelasnya.
PAT, kata Ali, adalah instruksi Menteri Pertanian melalui Kepmentan No. 243/2024 tentang Satgas Antisipasi Darurat Pangan untuk melalukan pertambahan areal tanam, khususnya di kabupaten Sukabumi, melalui pompanisasi dan penanaman padi gogo dalam rangka menghadapi musim kemarau panjang.
Adapun potensi sawah tadah hujan (STH) di Kabupaten Sukabumi mencapai 17.599 hektare dan sudah terealisasi 30,16 persen atau seluas 5.307,86 hektare per 30 Mei 2024.
Sementara, secara umum, program pompanisasi di Jawa Barat juga terus bergerak untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional.
Sebelumnya Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong perluasan areal tanam dan juga progres pompanisasi sebagai solusi cepat masa depan bangsa dalam menghadapi musim kering sesuai prediksi BMKG.
"Kami mendorong sepenuhnya pompanisasi untuk peningkatan produksi dan perluasan areal tanam," kata Amran.
Baca juga: Kementan perluas areal tanam untuk mitigasi dampak musim kemarau
Baca juga: Mentan pacu produksi pertanian Monokwari lewat pompanisasi-mekanisasi
Baca juga: Mentan ajak petani manfaatkan pompanisasi antisipasi musim kering
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2024
Tags: