Pengendara di Medan keluhkan abu vulkanik Sinabung
11 Januari 2014 23:06 WIB
Awan Panas Sinabung Sejumlah warga menyaksikan luncuran awan panas saat Gunung Sinabung kembali erupsi terlihat dari Desa Tiga Kicat, Karo, Sumut, Jumat (10/1). Masih tingginya aktivitas Gunung Sinabung, membuat Pemerintah Kabupaten Karo menetapkan masa tanggap darurat erupsi Gunung Sinabung hingga 18 Januari mendatang, dan sedikitnya 22.708 warga mengungsi. (ANTARA FOTO/Rony Muharrman) ()
Medan (ANTARA News) - Sejumlah pengendara sepeda motor di Kota Medan, mengeluhkan abu vulkanik erupsi Gunung Sinabung, Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara yang menyebar ke daerah tersebut sejak Sabtu pagi tadi.
Seorang pengendara sepeda mator di Medan, Asril (52) menyebutkan abu vulkanik betebaran di daerah tersebut sejak Sabtu (11/1) pukul 06.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan jarak pandang juga tidak jelas akibat pengaruh debu bercampur belerang.
Bahkan, kata Asril, saat mengendarai sepeda motor miliknya, dia terpaksa harus menutup muka dan kedua matanya dengan kaca reben helm pengaman kepala.
"Ini dilakukannya, karena kedua matanya terasa perih dan terasa sedikit agak panas, dan dikhawatirkan bisa mengalami iritasi," ucap dia.
Asril menjelaskan, sejak Sabtu pagi cuaca di Kota Medan berpenduduk lebih kurang 2,3 juta jiwa itu kelihatan agak berkabut seperti mau turun hujan.
Namun ternyata adalah abu vulkanik yang berterbangan dibawa angin dari Kabupaten Karo atau sekitar 110 Km arah selatan Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
"Abu vulkanik yang kelihatan seperti abu rokok itu bukan hanya bisa membuat mata pedih, tetapi juga menimbulkan batuk bercampur influenza," ujar pengusaha di Pajak Sambas Medan.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan, tiupan angin dari Kabupaten Karo akan berlangsung hingga ke Medan, Sabtu malam, (11/1) pukul 23.00 WIB.
Jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Sabtu (11/1) tercatat sebanyak 25.516 jiwa atau 7.785 kepala keluarga yang berasal dari 32 desa, dua dusun di Kabupaten Karo, dan mereka ditampung di 35 Posko Kabanjahe. (*)
Seorang pengendara sepeda mator di Medan, Asril (52) menyebutkan abu vulkanik betebaran di daerah tersebut sejak Sabtu (11/1) pukul 06.30 WIB hingga pukul 17.00 WIB dan jarak pandang juga tidak jelas akibat pengaruh debu bercampur belerang.
Bahkan, kata Asril, saat mengendarai sepeda motor miliknya, dia terpaksa harus menutup muka dan kedua matanya dengan kaca reben helm pengaman kepala.
"Ini dilakukannya, karena kedua matanya terasa perih dan terasa sedikit agak panas, dan dikhawatirkan bisa mengalami iritasi," ucap dia.
Asril menjelaskan, sejak Sabtu pagi cuaca di Kota Medan berpenduduk lebih kurang 2,3 juta jiwa itu kelihatan agak berkabut seperti mau turun hujan.
Namun ternyata adalah abu vulkanik yang berterbangan dibawa angin dari Kabupaten Karo atau sekitar 110 Km arah selatan Kota Medan, Ibukota Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
"Abu vulkanik yang kelihatan seperti abu rokok itu bukan hanya bisa membuat mata pedih, tetapi juga menimbulkan batuk bercampur influenza," ujar pengusaha di Pajak Sambas Medan.
Informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah I Medan, tiupan angin dari Kabupaten Karo akan berlangsung hingga ke Medan, Sabtu malam, (11/1) pukul 23.00 WIB.
Jumlah pengungsi erupsi Gunung Sinabung, Sabtu (11/1) tercatat sebanyak 25.516 jiwa atau 7.785 kepala keluarga yang berasal dari 32 desa, dua dusun di Kabupaten Karo, dan mereka ditampung di 35 Posko Kabanjahe. (*)
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2014
Tags: