Pasuruan (ANTARA News) - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh tidak mempersoalkan kebijakan Wali Kota Pasuruan, Jawa Timur, H. Hasani yang memberlakukan liburan sekolah untuk semua jenjang selama sehari saat haul (peringatan wafat) setahun KH Hamid bin Abdullah bin Umar.

"Fenomena sosial yang sudah mentradisi itu perlu dihormati. Yang penting, jam pelajaran yang diliburkan itu tidak hilang, tapi diganti pada hari lain, sehingga tidak ada yang dirugikan," katanya saat menghadiri haul KH Hamid di Pesantren Salafiyah, Pasuruan, Sabtu.

Di hadapan ribuan tamu, Nuh yang alumni dan mantan Rektor Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya menceritakan pengalaman dirinya bertemu KH Hamid bin Abdullah bin Umar (Mbah Hamid) pada 1980-an.

"Saya nggak kenal Mbah Hamid, tapi saat semester dua di ITS, saya ke pesantren ini untuk shalat dan sesudahnya bertamu ke kediaman Mbah Hamid bersama masyarakat yang juga datang untuk menemui beliau," katanya.

Namun, tanpa disangka, dirinya dipanggil KH Hamid untuk menghadap.

"Saya tidak kenal, tapi dipanggil dan beliau menepuk pundak saya dengan mengucapkan berulang kali, lalu masuk ke kamarnya," katanya. Birrul walidain berarti "hormati orang tua".

Menurut dia, pengalaman bertemu KH Hamid itulah yang membekas dalam benak dirinya hingga kini.

"Itu pengalaman yang paling indah dalam hidup saya, ternyata birrul walidain itulah kunci sukses dalam hidup ini," katanya.

Oleh karena itu, dirinya berharap para santri di pesantren KH Hamid juga meneruskan warisan ulama kharismatis itu.

"Saya juga berharap santri di sini ada yang menjadi Imam Abu Hanifah atau Ibnu Sina yang memiliki intelektualitas yang tinggi disertai akhlak yang tinggi pula," katanya.

Dalam sambutan haul yang antara lain dihadiri Mendikbud, Wakil Gubernur Jawa Timur (Wagub Jatim) H Saifullah Yusuf, dan Wakil Rais Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jatim KH Agoes Ali Masyhuri, itu Hasani menjelaskan bahwa kebijakan meliburkan sekolah itu sebenarnya merupakan keinginan para guru.

"Para guru itu juga ingin menghadiri haul Almaghfurllah Kiai Hamid, karena itu mereka mengadu kepada saya dan akhirnya mulai tahun lalu ada kebijakan itu, meski banyak juga yang memprotes, tapi Insya-Allah kebijakan itu untuk kebaikan bersama," katanya.

Oleh karena itu, dirinya bertekad untuk meneruskan kebijakan itu hingga masa kepemimpinannya berakhir.

"Itu sejalan dengan keinginan para ulama sendiri untuk menghormati Almaghfurllah Kiai Hamid," katanya.

Wagub Jatim H Saifullah Yusuf memuji kebijakan Wali Kota Pasuruan untuk meliburkan sekolah selama haul KH Hamid bin Abdullah bin Umar.

"Mungkin beliau itu satu-satunya wali kota di Indonesia yang meliburkan sekolah saat haul," katanya. (*)