Banjarmasin (ANTARA) - Pegiat lingkungan yang mengabdikan hidupnya untuk pelestarian primata endemik owa di Kalimantan dan Sumatera Aurelien Francis Brule atau lebih dikenal dengan panggilan Chanee Kalaweit menerima anugerah Bekantan Awards 2024 yang diberikan Yayasan Sahabat Bekantan Indonesia (SBI).

"Saya sangat berterima kasih dengan SBI Foundation dan saya berharap dapat terus berkomunikasi dan membangun kepedulian bersama bagi pelestarian satwa liar di Indonesia," kata Chanee di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, Selasa.

Sementara pendiri SBI Amalia Rezeki menyatakan Chanee layak menerima anugerah Bekantan Awards tahun ini mengingat sepak terjangnya dalam penyelamatan satwa liar di Indonesia.

Dia menyebut Chanee yang berdarah asli Prancis dan kini telah menjadi warga negara Indonesia (WNI) terus berjuang untuk konservasi dan kesejahteraan satwa liar, khususnya primata sejak tahun 1998 di Indonesia.

Baca juga: BKSDA Sumsel evakuasi dua owa siamang dari warga

Baca juga: BKSDA Sumatera Barat telah melepasliarkan 16 owa ungko ke habitat baru


Program konservasi yang dijalankan antara lain pusat rehabilitasi satwa liar khususnya owa di Kalimantan Tengah, Sumatera Barat dan Mentawai yang merupakan program rehabilitasi dan sanctuary owa terbesar di dunia.

Melalui organisasi yang dibangunnya, Chanee juga ikut membantu menyelamatkan kawasan hutan yang sedang terancam alih fungsi, bekerja sama dengan masyarakat dan pemerintah daerah di Kalimantan Tengah dan Sumatera Barat.

Pria yang kini tinggal bersama keluarganya di tengah hutan Kalimantan punya komitmen tinggi menyelamatkan pulau-pulau terancam tergerus yang menjadi habitat terakhir bagi satwa liar.

Pemberian anugerah Bekantan Awards 2024 diserahkan SBI saat perayaan Hari Bekantan dan Hari Lingkungan Hidup Sedunia tahun 2024 di Aula Rektorat Universitas Lambung Mangkurat (ULM) di Banjarmasin.

Di samping pemberian Bekantan Award, tahun ini SBI juga mengapresiasi para mitra kerja sama yang berkontribusi terhadap program restorasi mangrove, khususnya spesies tumbuhan rambai di kawasan Stasiun Riset Bekantan Pulau Curiak, Kabupaten Barito Kuala, Kalimantan Selatan.

Amel, sapaan akrab Amalia Rezeki, menyebut restorasi mangrove sebagai upaya pemulihan ekosistem lahan basah serta mitigasi perubahan iklim akibat pemanasan global.

Adapun daftar penerima apresiasi mangrove yakni PT. Toyota Astra Motor, Bank Kalsel, PT. Pertamina Patra Niaga Integrated Banjarmasin, Lacoco En Nature, PT. Pelabuhan Indonesia (Persero) Sub Regional Kalimantan dan PT. Pamapersada Nusantara.

Apresiasi berupa tropi kristal diserahkan oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Kalimantan Selatan Hanifah Dwi Nirwana.

Pada kesempatan pemberian apresiasi bagi insan pelestari lingkungan dan alam itu juga dilakukan penandatanganan memorandum of understanding (MoU) antara SBI dengan Badan Pengelola Geopark Meratus dan Tahura Sultan Adam tentang pengembangan pusat riset biodiversitas hutan hujan tropis Kahung di Taman Hutan Raya Sultan Adam yang termasuk kawasan Geopark Meratus.

Acara ditutup dengan talk show dengan narasumber Prof. Timothy Roberts Kilgour dari University of Newcastle, Australia, Prof Gusti Muhammad Hatta, MS selaku Guru Besar Fakultas Kehutanan ULM dan Chanee Kalaweit.*

Baca juga: Sinergi Konservasi Bali Safari dengan BKSDA - Penyelamatan Spesies Eksotis Owa Jawa

Baca juga: BKSDA Kalbar lepasliarkan satu individu Owa Kalimantan

Prof Gusti Muhammad Hatta menyerahkan anugerah Bekantan Awards 2024 kepada Chanee Kalaweit. (ANTARA/Firman)