London (ANTARA News) - Indonesia berupaya mengangkat potensi ekoturisme dan industri kreatif dalam Reiselivemessen 2014, ajang pameran wisata terbesar di Norwegia yang bertemakan "Conserving Life, Enriching Culture, and Empowering Communities",

Hal itu disampaikan Kuasa Usaha Ad Interim KBRI Oslo, S. Sayoga Kadarisman kepada ANTARA London, Jumat, di anjungan Indonesia yang menampilkan berbagai objek tujuan wisata alam dan produk-produk kreatif hasil hutan, pada pembukaan pameran di Oslo, Jumat.

Pameran ini berlangsung di Telenor Arena, Oslo, dari tanggal 10 hingga 12 Januari. Reiselivsmessen merupakan pameran wisata tahunan yang diselenggarakan di Norwegia yang diikuti KBRI Oslo sejak 2007.

KBRI Oslo selalu aktif mengikuti Reiselivsmessen sebagai instrumen promosi pariwisata Indonesia, ujarnya.

Pameran diikuti sekitar 115 negara dengan hampir 600 anjungan termasuk negara-negara ASEAN seperti Malaysia, Thailand, Filipina, Vietnam dan Kamboja. "Mereka mempromosikan beraneka ragam paket promosi wisata dan produk-produk budaya," ujarnya.

Keunikan anjungan Indonesia terletak pada rancangan materi pameran yang tidak hanya berisi produk dan brosur, namun film dan informasi yang dirancang secara multimedia.

Menurut penuturan Sayoga, para pengunjung mengakses promosi dengan menonton film dan mencari informasi dengan perangkat mobile.

Sejumlah pengunjung menyatakan, memasuki anjungan Indonesia memberikan pengalaman yang berbeda. Anjungan yang dikelilingi panel 3D bergambar hutan dan keanekaragaman fauna membawa pengunjung seolah tengah berada di Sumatera atau Kalimantan.

Indonesia juga menampilkan pertunjukan seni dan budaya di panggung utama pameran ini. Selain itu, tarian merak dan belibis serta musik tradisional meriahkan anjungan Indonesia.

Sayoga berkeyakinan momentum promosi ini akan membawa dampak yang lebih baik dalam upaya meningkatkan wisata Norwegia ke tanah air.

Tahun 2013, pameran ini dikunjungi sekitar 45.000 ribu orang dan diperkirakan tahun ini tidak kurang dari jumlah tahun lalu. Ia pun mengingatkan masyarakat Norwegia termasuk berpendapatan per kapita tertinggi di dunia.

"Pengeluaran masyarakatnya untuk wisata ke luar negeri juga yang tertinggi. Kita ingin dorong agar turis Norwegia tidak berhenti di Thailand, Vietnam, atau Malaysia tapi juga lebih banyak lagi yang turun ke Indonesia," harapnya.