Tianjin (ANTARA) - Hingga hari ini, masih melekat dengan jelas dalam ingatan Tan Pei Wei, seorang mahasiswi asal Malaysia di Universitas Tianjin, kegembiraan yang dia rasakan saat mendengar berita tentang kebijakan masuk bebas visa sepihak dari China untuk warga Malaysia pada akhir tahun lalu.

Sebagai satu-satunya anak perempuan di keluarganya yang menuntut ilmu di China, Tan sangat berharap orang tua dan saudara laki-lakinya dapat mengunjungi dan melihat Universitas Tianjin, tempat dia akan menghabiskan empat tahun masa kuliah.

Tan Pei Wei, dari Pahang, Malaysia, adalah mahasiswi tingkat pertama di Fakultas Ilmu Hayati Universitas Tianjin.

"Sebagai seorang anak, saya sering bertanya-tanya tentang asal-usul kehidupan. Kemudian, pelajaran biologi di sekolah menjawab sebagian besar pertanyaan saya, mencetuskan minat saya yang mendalam pada biologi," ungkapnya.

Pada 2021, menjelang kelulusan di sekolah menengahnya, pengalaman pribadi dari pandemi COVID-19 memperkuat tekad Tan untuk memasuki bidang ilmu biomedis, yang bertujuan untuk meningkatkan kesehatan dan kualitas hidup manusia.

Saat itulah berita tentang kerja sama China-Malaysia dalam mendorong bioteknologi untuk pencegahan epidemi menarik perhatiannya dan menginspirasinya untuk belajar di China. "Sibuk, tetapi memuaskan" telah menjadi catatan mendasar dari kehidupan perkuliahannya.

Tan merupakan anggota penting di komunitas pelajar Malaysia, yang kerap menyelenggarakan berbagai kegiatan pertukaran pelajar internasional dan berpartisipasi dalam menyambut pejabat pemerintah Malaysia yang berkunjung.

Dirinya bergabung dengan paduan suara mahasiswa internasional Universitas Tianjin, dan berpartisipasi dalam berbagai pertunjukan sebagai pengiring piano dan sopran. Tahun ini, dirinya juga bergabung dengan tim pemandu sorak mahasiswa internasional dan memenangkan juara pertama dalam acara olahraga universitas.

"Seorang pengajar dari Fakultas Ilmu Hayati di Universitas Tianjin datang ke sekolah kami untuk memberikan presentasi rekrutmen dan memperkenalkan kekuatan penelitian mereka di bidang ilmu biologi, terutama terobosan dalam biologi sintetis, yang langsung membuat saya tertarik." Akhirnya, Tan pun diterima di Universitas Tianjin dengan nilai yang sangat baik.

Tan sangat antusias saat membahas tentang jurusannya, ilmu biologi. "Jurusan kami menekankan pada desain dan manufaktur biologi, yang bersinggungan dengan disiplin ilmu lain seperti biologi sintetis, biokimia dan biologi molekuler, serta imunologi mikroba."

Ketika pertama kali memulai perkuliahan, tekanan dari mata kuliah eksperimental sangat menantang bagi Tan. "Jurusan kami sangat menekankan pada pemikiran inovatif dan pelatihan keterampilan, sehingga proporsi mata kuliah praktik sangat tinggi." Menghadapi tekanan, Tan menunjukkan ketangguhan yang luar biasa.

"Anda tidak akan tahu apakah Anda dapat melakukannya sampai Anda memaksakan diri." Tan mendedikasikan banyak waktu luangnya untuk mata kuliah di laboratorium, dan secara bertahap menjadi lebih mahir dalam operasi eksperimental.

Pada September 2023, gadis muda itu berpartisipasi dalam kompetisi keterampilan eksperimental dasar universitas itu untuk ilmu hayati dan memenangkan hadiah pertama, menjai satu-satunya mahasiswa internasional yang menerima penghargaan tersebut.

"Sibuk, tetapi memuaskan" telah menjadi catatan mendasar dari kehidupan perkuliahannya. Tan merupakan anggota penting di komunitas pelajar Malaysia, yang kerap menyelenggarakan berbagai kegiatan pertukaran pelajar internasional dan berpartisipasi dalam menyambut pejabat pemerintah Malaysia yang berkunjung.

Dirinya bergabung dengan paduan suara mahasiswa internasional Universitas Tianjin, dan berpartisipasi dalam berbagai pertunjukan sebagai pengiring piano dan sopran. Tahun ini, dirinya juga bergabung dengan tim pemandu sorak mahasiswa internasional dan memenangkan juara pertama dalam acara olahraga universitas

Di tengah jadwal kuliahnya yang padat, Tan aktif mencari peluang untuk belajar lebih banyak tentang China. Saat berkunjung ke Daerah Otonom Etnis Hui Ningxia, Tan kagum dengan Sungai Kuning, menjelajahi gurun dan menunggang unta untuk kali pertama dalam hidupnya, serta sangat terpikat oleh kuliner setempat.

Tan mengungkapkan betapa dirinya menghargai waktunya selama berkuliah di China dan berharap dapat memahami China sebanyak mungkin sembari mengejar mimpinya di bidang biomedis, sehingga mendorong pertukaran pelajar China-Malaysia. "Saya ingin bepergian ke lebih banyak tempat di China, untuk merasakan budaya mendalam negara ini."

Tahun ini menandai peringatan 50 tahun pembentukan hubungan diplomatik antara China dan Malaysia. Tan bersama lebih dari 80 mahasiswa Malaysia lainnya di Universitas Tianjin bertekad menjadi komunikator dan promotor persahabatan China-Malaysia, serta memanfaatkan pengetahuan mereka untuk membantu pembangunan komunitas China-Malaysia dengan masa depan bersama.

"Semakin banyak perusahaan China yang berinvestasi dan memulai bisnis di Malaysia, memberikan banyak peluang kerja bagi kaum muda di kedua negara." Tan yakin bahwa pengalaman kuliahnya di China akan sangat meningkatkan daya saingnya dan meningkatkan peluang pengembangannya.

"Semoga hubungan kedua negara semakin erat dan persahabatan ini langgeng," harap Tan tulus.