PT Bukit Asam setor PNBP Rp4,2 triliun pada 2023
4 Juni 2024 03:31 WIB
Tangkapan layar - Direktur Utama PT Bukit Asam Arsal Ismail (kiri) memaparkan kinerja perusahaan sepanjang tahun 2023 pada RDP dengan Komisi VI DPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (3/6/2024). ANTARA/Harianto
Jakarta (ANTARA) - Direktur Utama PT Bukit Asam Arsal Ismail menyebut perusahaan yang dipimpinnya pada 2023 menyetor penerimaan negara bukan pajak (PNBP) sebesar Rp4,2 triliun ke kas negara.
“Penerimaan negara yang kami setorkan itu dari pajak sebesar Rp3,4 triliun dan yang non-pajaknya (PNBP) Rp4,2 triliun,” katanya saat RDP dengan Komisi VI DPR yang dilansir dari laman Youtube Komisi VI DPR RI Channel di Jakarta, Kamis.
Arsal mengungkapkan total produksi batu bara pada tahun 2023 tercatat sebesar 41,94 juta ton, meningkat 12,94 persen dibandingkan tahun 2022.
Begitu pula untuk volume angkutan batu bara juga mengalami peningkatan di tahun 2023. Total volume angkutan batu bara tercatat mencapai 32,42 juta ton, meningkat 13 persen dibandingkan tahun 2022.
Sementara dari sisi penjualan batu bara sepanjang tahun 2023, lanjutnya, perusahaan telah menetapkan dengan total volume sebesar 36,97 juta ton. Penjualan sebesar itu naik 17 persen dibandingkan tahun 2022.
“Untuk kinerja laba rugi kami sampaikan bahwa sepanjang tahun 2023 perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp38,49 triliun. Ini mengalami penurunan sebesar Rp4,16 triliun atau 9,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp42,65 triliun,” ujar Arsal.
Dia menjelaskan, penurunan pendapatan seiring dengan melemahnya harga batu bara dunia. Kondisi ini menjadi faktor utama yang mendorong penurunan kinerja pendapatan di tahun 2023.
“Untuk laba tahun berjalan di 2023 yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas tercatat sebesar Rp6,11 triliun. Ini mengalami penurunan sekitar Rp6,46 triliun atau 51,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp12,57 triliun,” jelasnya.
Ia menyebutkan secara rasio laba bersih terhadap pendapatan usaha tahun 2023 adalah 15,86 persen. Data itu juga menurun jika dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 29,47 persen.
Sementara itu, dari sisi total aset perusahaan per 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp38,77 triliun, mengalami penurunan sebesar Rp6,59 triliun atau 14,54 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp45,36 triliun.
Arsal juga mengatakan total liabilitas perusahaan per 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp17,20 triliun, meningkat Rp0,76 triliun atau 4,61 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp16,44 triliun
Lebih lanjut Arsal mengatakan posisi keuangan konsolidasi Bukit Asam tahun 2023 masih berada pada posisi yang baik. Meski begitu secara umum mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Perseroan mencatat penurunan aset sebesar 14,54 persen, peningkatan liabilitas sebesar 4,61 persen dan peningkatan ekuitas sebesar 25,43 persen,” kata Arsal.
Baca juga: Bukit Asam tebar dividen 75 persen laba bersih atau Rp4,6 triliun
Baca juga: Dana Pensiun Bukit Asam targetkan empat langkah penyehatan di 2024
“Penerimaan negara yang kami setorkan itu dari pajak sebesar Rp3,4 triliun dan yang non-pajaknya (PNBP) Rp4,2 triliun,” katanya saat RDP dengan Komisi VI DPR yang dilansir dari laman Youtube Komisi VI DPR RI Channel di Jakarta, Kamis.
Arsal mengungkapkan total produksi batu bara pada tahun 2023 tercatat sebesar 41,94 juta ton, meningkat 12,94 persen dibandingkan tahun 2022.
Begitu pula untuk volume angkutan batu bara juga mengalami peningkatan di tahun 2023. Total volume angkutan batu bara tercatat mencapai 32,42 juta ton, meningkat 13 persen dibandingkan tahun 2022.
Sementara dari sisi penjualan batu bara sepanjang tahun 2023, lanjutnya, perusahaan telah menetapkan dengan total volume sebesar 36,97 juta ton. Penjualan sebesar itu naik 17 persen dibandingkan tahun 2022.
“Untuk kinerja laba rugi kami sampaikan bahwa sepanjang tahun 2023 perusahaan membukukan pendapatan sebesar Rp38,49 triliun. Ini mengalami penurunan sebesar Rp4,16 triliun atau 9,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp42,65 triliun,” ujar Arsal.
Dia menjelaskan, penurunan pendapatan seiring dengan melemahnya harga batu bara dunia. Kondisi ini menjadi faktor utama yang mendorong penurunan kinerja pendapatan di tahun 2023.
“Untuk laba tahun berjalan di 2023 yang dapat didistribusikan kepada pemilik entitas tercatat sebesar Rp6,11 triliun. Ini mengalami penurunan sekitar Rp6,46 triliun atau 51,42 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang Rp12,57 triliun,” jelasnya.
Ia menyebutkan secara rasio laba bersih terhadap pendapatan usaha tahun 2023 adalah 15,86 persen. Data itu juga menurun jika dibandingkan tahun 2022 yang mencapai 29,47 persen.
Sementara itu, dari sisi total aset perusahaan per 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp38,77 triliun, mengalami penurunan sebesar Rp6,59 triliun atau 14,54 persen dibanding tahun 2022 yang tercatat sebesar Rp45,36 triliun.
Arsal juga mengatakan total liabilitas perusahaan per 31 Desember 2023 tercatat sebesar Rp17,20 triliun, meningkat Rp0,76 triliun atau 4,61 persen dibandingkan tahun 2022 yang sebesar Rp16,44 triliun
Lebih lanjut Arsal mengatakan posisi keuangan konsolidasi Bukit Asam tahun 2023 masih berada pada posisi yang baik. Meski begitu secara umum mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.
“Perseroan mencatat penurunan aset sebesar 14,54 persen, peningkatan liabilitas sebesar 4,61 persen dan peningkatan ekuitas sebesar 25,43 persen,” kata Arsal.
Baca juga: Bukit Asam tebar dividen 75 persen laba bersih atau Rp4,6 triliun
Baca juga: Dana Pensiun Bukit Asam targetkan empat langkah penyehatan di 2024
Pewarta: Muhammad Harianto
Editor: Riza Mulyadi
Copyright © ANTARA 2024
Tags: