"Indonesia telah kehilangan salah satu putera terbaik dalam bidang diplomasi dan politik luar negeri. Sosok beliau bukan saja dikenang sebagai salah satu diplomat senior yang telah memberikan kontribusi besar bagi diplomasi, namun juga salah satu tokoh pendiri Kementerian Luar Negeri," kata Marty dalam siaran persnya, Jumat.
Dia mengatakan lembaga yang dipimpinnya kehilangan diplomat pejuang karena pria kelahiran Aceh 14 September 1922 itu pernah menjadi salah satu dari enam pegawai pertama Kementerian Luar Negeri setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Mendiang dan menteri luar negeri pertama RI, Achmad Soebardjo, mendirikan kantor Kementerian yang saat itu bernama Departemen Luar Negeri di garasi rumah Achmad di Jl. Cikini No. 80-82, Jakarta Pusat.
Selama berkarir di Departemen Luar Negeri, Hadi menjabat Duta Besar RI untuk lima negara sahabat antara lain Italia, Polandia, Arab Saudi, Swiss dan Inggris.
Almarhum juga pernah menjadi Menteri Bidang Perindustrian selama 3 periode Kabinet Dwikora pada 1964-1966, Wakil Gubernur Lemhanas (1974-1979) dan Gubernur Aceh (1981-1986).
"Indonesia dan Kementerian Luar Negeri secara khusus telah kehilangan seorang diplomat pejuang yang hakiki," kata Marty.
Dia mengatakan lembaga yang dipimpinnya kehilangan diplomat pejuang karena pria kelahiran Aceh 14 September 1922 itu pernah menjadi salah satu dari enam pegawai pertama Kementerian Luar Negeri setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan.
Mendiang dan menteri luar negeri pertama RI, Achmad Soebardjo, mendirikan kantor Kementerian yang saat itu bernama Departemen Luar Negeri di garasi rumah Achmad di Jl. Cikini No. 80-82, Jakarta Pusat.
Selama berkarir di Departemen Luar Negeri, Hadi menjabat Duta Besar RI untuk lima negara sahabat antara lain Italia, Polandia, Arab Saudi, Swiss dan Inggris.
Almarhum juga pernah menjadi Menteri Bidang Perindustrian selama 3 periode Kabinet Dwikora pada 1964-1966, Wakil Gubernur Lemhanas (1974-1979) dan Gubernur Aceh (1981-1986).
"Indonesia dan Kementerian Luar Negeri secara khusus telah kehilangan seorang diplomat pejuang yang hakiki," kata Marty.