Wamenkes: Penimbangan massal di posyandu efektif identifikasi stunting
3 Juni 2024 16:21 WIB
Wamenkes Dante Saksono Harbuwono (depan, empat dari kanan) mendampingi Menko PMK Muhadjir Effendy (depan, lima dari kanan) berfoto bersama para kader Posyandu Villa Taman Kartini, Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi, pada Senin (3/6/2024). (ANTARA/Lintang Budiyanti Prameswari)
Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyatakan bahwa penimbangan massal bayi di bawah lima tahun (balita) di pos pelayanan terpadu (posyandu) efektif untuk mengidentifikasi kasus stunting.
"Kalau mengandalkan puskesmas saja, hanya 10.000, tidak cukup melayani 260 juta sekian penduduk Indonesia, sedangkan jumlah posyandu ada 300 ribu itu bisa melayani masyarakat, jadi peran terbatas puskesmas bisa diambil posyandu untuk mengidentifikasi berat, tinggi, dan gizi balita yang kurang, sehingga bisa efektif," kata Dante di Kota Bekasi, Senin.
Dante menyampaikan hal tersebut saat mendampingi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak penurunan stunting pertama tahun 2024 di Posyandu Villa Taman Kartini, Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi.
Ia menegaskan, penimbangan massal menjadi penting untuk mengintervensi anak stunting, karena jika anak stunting dibiarkan, kecerdasannya menjadi turun dan sulit untuk berkembang.
"Kita mengevaluasi anak yang sudah stunting, kalau dikembalikan posisi normal keberhasilannya hanya 30-40 persen, kasihan mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak cerdas," ucapnya.
Ia memaparkan, persentase stunting di tahun 2021 (berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia atau SSGI) 24,4 persen, sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di tahun 2022, 21,6 persen, lalu di tahun 2023, hanya turun 0,1 persen menjadi 21,5 persen.
"Maka penting untuk mengidentifikasi anak-anak stunting di seluruh Indonesia, jika ada balita yang berat dan tinggi badannya tidak naik, segera diintervensi, diberikan makanan, dan seterusnya, lalu kalau sudah stunting, bisa terus dipantau, dan resep makanannya harus di dokter anak," ujar dia.
Ia juga mengingatkan para ibu yang memiliki balita dengan berat dan tinggi badan yang tidak naik untuk segera melapor ke posyandu.
"Ibu-ibu kalau anak-anaknya berat dan tinggi badan tidak naik, maka cepat-cepat lapor, datanglah setiap bulan ke posyandu," kata dia.
Ia juga berpesan agar makanan yang diberikan saat kunjungan ke posyandu menjadi contoh konsumsi makanan sehari-hari yang disediakan di rumah.
"Makanan mesti cukup nasinya, dan protein hewani yang sedang kita kampanyekan juga harus cukup, bisa dari telur, ikan, daging ayam, sapi, dan lain sebagainya," ujar Dante.
Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut bahwa kunci penurunan stunting ada di ibu.
"Stunting kuncinya di ibu, semua hanya membantu. Kuncinya di masing-masing ibu, biar dibantu bagaimanapun, kalau ibunya tidak peduli pada anaknya, tidak akan berhasil," ujar Muhadjir.
Ia juga meminta kepada para ibu apabila timbangan anak turun untuk segera datang ke posyandu.
"Jangan menunggu didatangi (kader posyandu), harus ada kesadaran sendiri dari ibu," katanya.
Baca juga: Tinjau posyandu di Bekasi, Menko PMK: Kunci penurunan stunting di ibu
Baca juga: Kemenko PMK masifkan penimbangan balita serentak turunkan stunting
Baca juga: Kepala BKKBN sebut pola makan faktor hambat penurunan stunting
"Kalau mengandalkan puskesmas saja, hanya 10.000, tidak cukup melayani 260 juta sekian penduduk Indonesia, sedangkan jumlah posyandu ada 300 ribu itu bisa melayani masyarakat, jadi peran terbatas puskesmas bisa diambil posyandu untuk mengidentifikasi berat, tinggi, dan gizi balita yang kurang, sehingga bisa efektif," kata Dante di Kota Bekasi, Senin.
Dante menyampaikan hal tersebut saat mendampingi Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy pada pelaksanaan pengukuran dan intervensi serentak penurunan stunting pertama tahun 2024 di Posyandu Villa Taman Kartini, Kelurahan Margahayu, Kota Bekasi.
Ia menegaskan, penimbangan massal menjadi penting untuk mengintervensi anak stunting, karena jika anak stunting dibiarkan, kecerdasannya menjadi turun dan sulit untuk berkembang.
"Kita mengevaluasi anak yang sudah stunting, kalau dikembalikan posisi normal keberhasilannya hanya 30-40 persen, kasihan mereka akan tumbuh menjadi anak yang tidak cerdas," ucapnya.
Ia memaparkan, persentase stunting di tahun 2021 (berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia atau SSGI) 24,4 persen, sedangkan berdasarkan Survei Kesehatan Indonesia (SKI) di tahun 2022, 21,6 persen, lalu di tahun 2023, hanya turun 0,1 persen menjadi 21,5 persen.
"Maka penting untuk mengidentifikasi anak-anak stunting di seluruh Indonesia, jika ada balita yang berat dan tinggi badannya tidak naik, segera diintervensi, diberikan makanan, dan seterusnya, lalu kalau sudah stunting, bisa terus dipantau, dan resep makanannya harus di dokter anak," ujar dia.
Ia juga mengingatkan para ibu yang memiliki balita dengan berat dan tinggi badan yang tidak naik untuk segera melapor ke posyandu.
"Ibu-ibu kalau anak-anaknya berat dan tinggi badan tidak naik, maka cepat-cepat lapor, datanglah setiap bulan ke posyandu," kata dia.
Ia juga berpesan agar makanan yang diberikan saat kunjungan ke posyandu menjadi contoh konsumsi makanan sehari-hari yang disediakan di rumah.
"Makanan mesti cukup nasinya, dan protein hewani yang sedang kita kampanyekan juga harus cukup, bisa dari telur, ikan, daging ayam, sapi, dan lain sebagainya," ujar Dante.
Sementara itu, Menko PMK Muhadjir Effendy menyebut bahwa kunci penurunan stunting ada di ibu.
"Stunting kuncinya di ibu, semua hanya membantu. Kuncinya di masing-masing ibu, biar dibantu bagaimanapun, kalau ibunya tidak peduli pada anaknya, tidak akan berhasil," ujar Muhadjir.
Ia juga meminta kepada para ibu apabila timbangan anak turun untuk segera datang ke posyandu.
"Jangan menunggu didatangi (kader posyandu), harus ada kesadaran sendiri dari ibu," katanya.
Baca juga: Tinjau posyandu di Bekasi, Menko PMK: Kunci penurunan stunting di ibu
Baca juga: Kemenko PMK masifkan penimbangan balita serentak turunkan stunting
Baca juga: Kepala BKKBN sebut pola makan faktor hambat penurunan stunting
Pewarta: Lintang Budiyanti Prameswari
Editor: Nurul Hayat
Copyright © ANTARA 2024
Tags: