Euro menguat meskipun ECB khawatirkan deflasi
10 Januari 2014 06:54 WIB
Presiden Bank Sentral Eropa Mario Draghi berbicara saat Hari Ekonomi 2012 di Frankfurt, Jerman, Rabu (7/11). Program pembelian obligasi baru oleh Bank Sentral Eropa yang memperbolehkan intervensi tak terbatas dalam pasar hutang pemerintah dan seharusnya dapat menghilangkan kekhawatiran mengenai pecahnya zona euro, kata Draghi. (REUTERS/Ralph Orlowski)
New York (ANTARA News) - Kurs euro didorong lebih tinggi terhadap dolar pada Kamis (Jumat pagi WIB), membalikkan penurunan sebelumnya yang terjadi setelah Bank Sentral Eropa (ECB) menjanjikan tindakan untuk menangkal deflasi atau kredit bermasalah.
Euro turun tajam dari sekitar 1,3627 dolar menjadi di bawah 1,3570 dolar setelah Presiden ECB Mario Draghi mengakui berlanjutnya kekhawatiran tentang ancaman deflasi di zona euro, dengan ECB berjanji akan melakukan tindakan tegas jika kondisinya memburuk, lapor AFP.
Tetapi pada pukul 22.00 GMT (Jumat pukul 05.00 WIB) euro kembali ke 1,3606 dolar dibandingkan dengan 1,3571 dolar pada akhir Kamis.
Euro juga menguat atas mata uang Jepang, menjadi 142,58 yen dari 142,26 yen, sementara dolar merosot menjadi 104,79 yen dari 104,82 yen.
Ada kehati-hatian menjelang rilis data pekerjaan AS untuk Desember pada Jumat waktu setempat, karena para analis memperkirakan kemungkinan kenaikan mengejutkan pada jumlah lapangan pekerjaan yang dibuat.
ECB dan bank sentral Inggris (BoE) keduanya mempertahankan suku bunga acuan mereka di tempat pada Kamis, dengan ECB fokus pada risiko penurunan.
"Ada pemulihan, tetapi lemah, moderat dan rapuh," kata Draghi.
Itu berarti "ada beberapa risiko -- keuangan, ekonomi, geopolitik, politik -- yang dapat dengan mudah merusak pemulihan ini," katanya.
"Secara keseluruhan, kami tetap bertekad untuk mempertahankan akomodasi moneter tingkat tinggi dan akan mengambil tindakan tegas lebih lanjut jika diperlukan."
David Song analis mata uang di DailyFX, mengatakan kekhawatiran inflasi yang rendah di Amerika Serikat juga bisa memainkan peran dalam nilai dolar.
"Peningkatan yang sedang berlangsung di pasar tenaga kerja dapat mendorong Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Reserve) untuk mengambil pendekatan yang lebih agresif dalam normalisasi kebijakan moneternya," kata Song.
"Tetapi perlambatan lebih lanjut dalam pertumbuhan upah dapat mendorong bank sentral untuk terus menunda strategi keluar di tengah ancaman untuk disinflasi."
Pound Inggris menguat menjadi 1,6482 dolar dari 1,6447 dolar.
Dolar jatuh menjadi 0,9066 franc Swiss dari 0,9111 franc.
Penerjemah: Apep Suhendar
Euro turun tajam dari sekitar 1,3627 dolar menjadi di bawah 1,3570 dolar setelah Presiden ECB Mario Draghi mengakui berlanjutnya kekhawatiran tentang ancaman deflasi di zona euro, dengan ECB berjanji akan melakukan tindakan tegas jika kondisinya memburuk, lapor AFP.
Tetapi pada pukul 22.00 GMT (Jumat pukul 05.00 WIB) euro kembali ke 1,3606 dolar dibandingkan dengan 1,3571 dolar pada akhir Kamis.
Euro juga menguat atas mata uang Jepang, menjadi 142,58 yen dari 142,26 yen, sementara dolar merosot menjadi 104,79 yen dari 104,82 yen.
Ada kehati-hatian menjelang rilis data pekerjaan AS untuk Desember pada Jumat waktu setempat, karena para analis memperkirakan kemungkinan kenaikan mengejutkan pada jumlah lapangan pekerjaan yang dibuat.
ECB dan bank sentral Inggris (BoE) keduanya mempertahankan suku bunga acuan mereka di tempat pada Kamis, dengan ECB fokus pada risiko penurunan.
"Ada pemulihan, tetapi lemah, moderat dan rapuh," kata Draghi.
Itu berarti "ada beberapa risiko -- keuangan, ekonomi, geopolitik, politik -- yang dapat dengan mudah merusak pemulihan ini," katanya.
"Secara keseluruhan, kami tetap bertekad untuk mempertahankan akomodasi moneter tingkat tinggi dan akan mengambil tindakan tegas lebih lanjut jika diperlukan."
David Song analis mata uang di DailyFX, mengatakan kekhawatiran inflasi yang rendah di Amerika Serikat juga bisa memainkan peran dalam nilai dolar.
"Peningkatan yang sedang berlangsung di pasar tenaga kerja dapat mendorong Komite Pasar Terbuka Federal (Federal Reserve) untuk mengambil pendekatan yang lebih agresif dalam normalisasi kebijakan moneternya," kata Song.
"Tetapi perlambatan lebih lanjut dalam pertumbuhan upah dapat mendorong bank sentral untuk terus menunda strategi keluar di tengah ancaman untuk disinflasi."
Pound Inggris menguat menjadi 1,6482 dolar dari 1,6447 dolar.
Dolar jatuh menjadi 0,9066 franc Swiss dari 0,9111 franc.
Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2014
Tags: