Banjarmasin (ANTARA News) - Banjir Kembali melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan dan menggenangi beberapa kecamatan antara lain Kecamatan Haruyan, Hantakan, Batu Benawa, Barabai, Birayang dan di Batang Alai Timur.

Petugas dari Kantor Kesbangpol dan PB Taberi Lipani di Barabai, Kamis mengatakan, banjir yang melanda sejak Kamis dini hari, bukan hanya menutup akses jalan kota Barabai dan sekitarnya, juga menyebabkan longsor pada delapan titik.

Delapan titik daerah yang longsor tersebut, adalah di Batang Alai Timur antara lain lima titik di desa Tandilang, 2 titik di Hinas Kiri dan satu titik di kiyu, yang mengakibatkan putusnya akses jalan.

"Satu titik longsor di Kiyu yang sebelumnya membuat jalan tersebut tidak bisa dilewati roda dua ataupun empat, kini sudah dapat diatasi oleh warga dengan gotong royong," katanya.

Selain itu, tambah dia, hujan yang turun sejak tadi malam sekitar jam 03.00 wita dini hari juga mengakibatkan akses jalan dari Haliau, Batu Benawa menuju Manggasang, Hantakan terputus oleh dalamnya air, warga yang ingin ke kecamatan Hantakan terpaksa memutar jalan melalui Jalan Wake.

Terkait isu adanya rumah warga yang ikut hanyut di desa Batu Tangga, Kecamatan Batang Alai Timur, menurut Taberi, hal itu tidak benar, tidak ada hunian warga yang hanyut serta tidak ada korban jiwa dalam banjir hari ini.

"Banjir juga telah merusak infrastruktur umum antara lain putusnya jembatan gantung di Desa Labuhan RT 1, Kecamatan Batang Alai Selatan," katanya.

Sementara itu banjir yang terjadi di kecamatan Haruyan juga menggenangi jalan, pemukiman warga, beberapa fasilitas umum termasuk Kantor Polsek Haruyan. Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan, dinas pendidikan juga meliburkan beberapa sekolah karena ketinggian air mencapai sepinggang orang dewasa sehingga sangat membahayakan bagi anak-anak.

Warga korban banjir, Johan mengatakan, air sudah mulai naik dari pukul 09:00 Wita, dan langsung menggenangi beberapa desa di Kecamatan Haruyan seperti Desa Haruyan, Haruyan Seberang, Lok Buntar dan Muui yang selama ini selalu menjadi langganan banjir setiap tahun bahkan sampai dua kali dalam setahun.

"Banjir tahun ini memang tidak jauh beda dari tahun sebelumnya, baik dari ketinggian air maupun dampaknya," katanya.

Banjir tersebut dikhawatirkan, selain merusak infrastruktur, juga akan merusak ratusan hektar sawah petani yang sudah ditanami padi, bila banjir berlangsung lama, juga tidak menutup kemungkinan tunas padi juga akan membusuk.

Pantauan dalam Kota Barabai, air juga mengenangi beberapa ruas jalan strategis antara lain Jalan SMP, Jalan pasar satu, dua, tiga, Lapangan Dwi Warna, Kemasan, Jalan Ulama, Kampung Qadi, air sempat merendam beberapa jam dan mulai turun.(*)