Surabaya (ANTARA News) - Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat Tono Suratman mengungkapkan bahwa KONI dan Komite Olimpiade Indonesia (KOI) harus bersatu sebagai evaluasi kegagalan di SEA Games Myanmar 2013.

"Kami berharap ke depan ada penyatuan KONI dan KOI," ujarnya kepada wartawan setelah melakukan pertemuan dengan Gubernur Jatim Soekarwo untuk membahas PON Remaja 2014 di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, Kamis.

Pihaknya mengaku sudah mengevaluasi hasil akhir SEA Games pada beberapa waktu lalu dengan harapan tidak terulang di kejuaraan-kejuaraan dunia yang akan datang.

"Kekalahan ini tidak boleh terjadi lagi dan kami akan menata semua kembali. Bahkan, kalau bisa satu pintu mulai dari program dan penataan anggarannya," kata dia.

Purnawirawan TNI berpangkat Mayor Jenderal tersebut mengakui kendala selama ini yakni dualisme tanggung jawab dalam hal olahraga, yaitu antara KONI dengan KOI.

Tak hanya gagal mempertahankan juara umum Sea Games 2011, dalam kejuaraan olahraga se-Asia Tenggara 2013, Indonesia berada di urutan empat di bawah tuan rumah Myanmar, Thailand dan Vietnam. Rinciannya, 65 medali emas, 88 perak dan 111 perunggu.

Di sela evaluasi di hadapan wartawan di Jakarta, Ketua Umum KOI Rita Subowo menegaskan bahwa pihaknya siap bergandengan tangan dengan KONI demi kebangkitan olahraga Indonesia.

"Kalau disatukan, jelas saya setuju. Terpenting, visi dan misinya sama. Hanya saja, KONI harus mengubah sikap jika penyatuan terwujud," katanya.

Sebelumnya, Menteri Pemuda dan Olahraga Roy Suryo pernah mengungkapkan bahwa terpecahnya KOI dan KONI ikut memberikan andil bagi merosotnya prestasi kontingen Indonesia di ajang SEA Games 2013.

Hanya saja, menyatukan KONI dan KOI bukan perkara mudah karena pemerintah harus merevisi UU Nomor 3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, serta PP Nomor 17 Tahun 2007.

(KR-FQH/E011)